REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tas kulit buatan tangan asal Bandung Jawa Barat yang menggunakan merek dagang dengan bahasa dan nama-nama daerah di Indonesia siap menyasar pasar nasional dan internasional.
"Minat terhadap tas kulit lokal di pasar nasional dan pasar Eropa sangat tinggi namun saat ini kami masih menjualnya di salah satu aplikasi belanja "online" internasional," kata Direktur Utama pengrajin tas kulit Gammara Gina Adityalugina saat ditemui di pameran Perdagangan, Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/10).
Ia mengatakan produksi tas perempuan dan pria dalam sebulan mencapai 130 macam tas dengan desain yang berbeda-beda dan kami berikan merek tas sesuai dengan bahasa dan nama daerah di Indonesia. "Penjualannya sudah menyebar di Jakarta, Surabaya, Makassar, Sumatera, Bali, Kalimantan dan ada juga pelanggan tetap dari Australia serta Eropa," katanya.
Ia mengatakan tas berbahan kulit sapi ini lebih tahan lama dibanding tas berbahan sintesis dan rancangan bentuk tas secara khusus belum ada ditemukan di pasaran.
"Bagi kami kualitas bahan itu sangat diutamakan diantaranya kulit yang tidak gampang berjamur, benang jahitan tas dari nylon mengandung wax yang tidak mudah berserabut serta menimbangi umur kulit dan aksesoris berbahan kuningan hasil olahan tangan," katanya.
Tas kulit buatan tangan tersebut di jual mulai dari Rp 550 ribu hingga Rp 2,2 juta per tas. Ia mengatakan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 pihaknya memiliki cara khusus untuk bisa bersaing dengan produk luar.
"Kami coba mempertahankan kualitas bahan tas dan adaptasi desain atau model khas tas Gammara sesuai permintaan pasar," katanya.