REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Nazaruddin mengatakan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) banyak menerima aliran dana dari berbagai proyek. Bahkan, Ibas pun memerintahkan untuk mengambil dana dari menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebelum Jero Wacik.
"Ibas tuh gini. Ibas itu kan saya bilang banyak proyek. Nanti dia kan nerimanya itu di banyak tempat, di ruangan DPR, di daerah Ciasem 200 ribu dolar AS, di DPR juga ada," ujar Nazaruddin saat berada di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (10/10).
Nazar mengatakan Ibas kerap memainkan proyek dan bisa menerima aliran dana hingga jutaan dolar. "Ada persennya, yang terima itu 7 persen, ada yang 5 persen. Uangnya itu jutaan dolar lah," katanya.
Aliran dana dari berbagai proyek dengan nilai jutaan dolar yang masuk ke Ibas sebesar 1 juta dolar AS, 500 ribu dolar AS, dan 405 ribu dolar AS. Namun, Nazaruddin belum bisa menghitung seluruhnya.
Pasalnya, dengan proyek yang banyak maka penerimaan pun semakin banyak. "Nanti mas Anas mau juga membantu menjelaskan. Nanti yang penting begini, kita bantu KPK untuk mengumpulkan semua buktinya, kita dukung KPK," ujarnya.
Ia menuturkan Ibas memperoleh aliran dana tersebut saat masih menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 dan masih menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. "Waktu jadi DPR, dia jadi sekjen, saya jadi bendahara umum. ya iyalah," ungkapnya.