Ahad 12 Oct 2014 18:45 WIB

Kapolri: Tak Mudah Berantas Narkoba

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Maman Sudiaman
Kepala Polisi Republik Indonesia, Sutarman. (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Polisi Republik Indonesia, Sutarman. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Sutarman mengaku tidak mudah memberantas kejahatan narkoba. Alih-alih memberantas, malah ada beberapa oknum polisi yang akrab dengan bandar narkoba saat ditangkap.

Kondisi ini menjadi bertolakbelakang dengan pengungkapan kasus terorisme. Dimana setiap upaya penindakan, polisi justru yang dibenci bahkan para kelompok teror tak segan untuk membalas dendam aparat.

"Kasus ini sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia, tidak mengenal status sosial. Bisa saja anggota kita atau masyarakat anak-anak, dan bisa saja yang lain. Kita terus berkomitmen penegakkan hukum secara tegas kepada sindikat internasional dan sindikat lainnya yang menyuplai ke Indonesia," kata Jenderal Sutarman di Mabes Polri, Jakarta, Ahad (12/10).

"Saya pernah menyampaikan kalau kita melakukan penangkapan pelaku terorisme kita dimusuhi, ditembak. Tapi kejahatan narkoba ditangkap, mereka makin dekat dengan penegak hukum. Ini sangat berbahaya," ujar Sutarman.

Guna memantau anggotanya tidak 'terkontaminasi' siasat para bandar, Polri melakukan pengecekan rutin urine setiap anggota.

"Untuk keamanan anggota kita selalu melakukan pengecekan secara periodik tes urin dan sebagainya. Kita ingatkan dan kita lakukan penindakan. Ada 80-an anggota kita dikeluarkan (karena narkoba)," ungkap Sutarman. "Kita terus melakukan pengawasan baik kepala unit Polres-Polsek. Sehingga tidak ada yang terlibat atau terpengaruh," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement