REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki sepakat mengizinkan Amerika Serikat menggunakan pangkalan militernya guna melawan ISIS. Penasehat Keamanan Nasional AS Susan Rice mengatakan AS menyambut kesepakatan baru tersebut yang termasuk menggunakan pangkalan udara Incirlik di selatan Turki.
"Turki baru-baru ini sepakat mengizinkan Amerika Serikat menggunakan pangkalan militer Turki dan wilayahnya untuk melatih pasukan oposisi moderat Suriah dan terlibat dalam operasi di Irak dan Suriah. Ini adalah komitmen yang baru dan kami sangat menyambutnya," jelasnya, dilansir dari BBC.
Dalam perkembangan terakhir, ISIS telah bergerak ke kota Kobane di Suriah yang berbatasan dengan Turki. Para militan yang menguasai sejumlah wilayah di Kobane menjadi target serangan dan mendapatkan perlawanan dari pasukan Kurdi.
Sementara itu, Turki telah mengerahkan pasukan militernya ke daerah perbatasannya. Namun sejauh ini mereka tak terlibat dalam operasi darat dan tak mengizinkan warga Kurdi di Turki melintasi perbatasan untuk bertempur.
Turki selama ini enggan terlibat dalam militer melawan ISIS karena tak ingin mempersenjatai pasukan Kurdi yang tengah melawan ISIS. Pasalnya, Turki selama ini terlibat dalam perang sipil dengan minoritas Kurdi.
Sejak pertempuran terjadi di Kobane pada pertengahan September, sekitar 500 orang telah tewas dan hingga lebih dari 200 ribu orang mengungsi ke Turki. Sementara itu, para pejabat menyebutkan seorang kepala polisi di provinsi Anbar telah tewas dalam serangan bom.
Mayor Jenderal Ahmed Saddag tewas ketika mengikuti konvoi. Bom tersebut menargetkan konvoi yang diikutinya di Ramadi. Para pejabat Anbar pun meminta bantuan militer dan mengatakan provinsi tersebut dapat jatuh ke tangan ISIS.