REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon pada Senin (13/10) malam hingga Selasa (14/10) dini hari, berdampak pada produksi garam di areal tambak. Kondisi itu dikhawatirkan mengganggu pencapaian target produksi garam.
''Akibat hujan semalam, 50 persen areal tambak garam di Kabupaten Cirebon hari ini tidak bisa berproduksi,'' ujar Ketua Ikatan Petani Garam Indonesia, Moch Insyaf Supriadi, kepada Republika, Selasa (14/10).
Insyaf menyebutkan, luas areal tambak garam yang saat ini berproduksi mencapai sekitar 16 ribu hektare. Itu berarti, sekitar 8 ribu hektare tidak bisa berproduksi pada Selasa (14/10) karena hujan yang turun pada malam harinya.
Berdasarkan pantauan Republika, selain hujan, cuaca sepanjang Selasa (14/10) pagi hingga siang juga diliputi mendung. Tak ada panas terik yang biasa terjadi seperti hari-hari sebelumnya.
Insyaf mengungkapkan, jika hujan dan mendung terus berlangsung hingga beberapa hari mendatang, maka dipastikan akan menggangu pencapaian target produksi padi. Dia menyebutkan, target produksi garam di Kabupaten Cirebon pada tahun ini sekitar 300 ribu ton.
''Dari target itu, saat ini baru tercapai sekitar 100 ribu ton,'' terang Insyaf.