Rabu 15 Oct 2014 18:30 WIB

Hadapi MEA, BCA tak Ada Rencana Merger

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja (kiri) dan Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono (kedua dari kiri).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja (kiri) dan Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono (kedua dari kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai bank-bank nasional harus melakukan konsolidasi atau merger untuk mampu bersaing di pasar regional maupun global. Menanggapi hal tersebut, PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) merespons hal positif.

"Itu bagus, dalam artian, kita mempunyai suatu bank besar," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Selasa (15/10). Menurutnya, satu bank besar cukup untuk mewakili Indonesia di kancah regional. Negara-negara seperti Singapura dan Hongkong juga masing-masing hanya memiliki satu bank besar, yakni DBS dan HSBC.

Ia mengatakan, jika Indonesia memiliki lebih dari satu bank yang bermain di regional, hal itu malah menjadikan perbankan tidak efisien. Hal itu juga yang membuat BCA tidak berminat untuk menjadi pemain regional. "Memperkuat di Indonesia. Kalau mereka (asing) masuk saya sudah punya antibodi, menahan serbuan asing, itu secara strategi," ujarnya.

Jahja juga mengaku BCA tidak memiliki rencana untuk melakukan merger atau konsolidasi karena belum ada kebutuhan. Untuk menghadapi MEA sektor keuangan 2020, BCA dapat berkembang dengan modal sendiri karena rasio kecukupan modal atau CAR telah mendekati 19 persen. Bagi bank swasta lain yang modalnya tidak cukup, Jahja merekomendasikan mereka untuk konsolidasi atau merger.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement