REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perundingan untuk mengakhiri kebuntuan politik di Irlandia Utara digelar oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron yang mendesak semua pihak untuk bekerja secara konstruktif.
Pembicaraan antarpartai di parlemen Irlandia Utara, Belfast, dimulai pada Kamis bersama pemimpin lokal serta pejabat pemerintah Inggris dan Irlandia.
"Sangat penting jika kita dapat melakukan semua yang bisa diupayakan untuk menghentikan kebuntuan ini," kata Cameron di London seperti yang dilansir AFP.
Cameron mengatakan bahwa pihaknya dan Perdana Menteri Irlandia, Enda Kenny, mengharapkan perwakilan mereka untuk melaporkan kemajuan dalam perundingan hingga akhir November.
Majelis Irlandia Utara telah terjebak dalam kebuntuan selama berbulan-bulan karena sengketa anggaran serta isu perpecahan sektarian, seperti pemasangan bendera dan parade.
Sementara itu, penandatanganan perjanjian perdamaian Jumat Agung pada 1998 sebagian besar mengakhiri 30 tahun kerusuhan yang dikenal sebagai "The Troubles," meskipun kekerasan secara berkala masih marak terjadi.
Kendati demikian, negosiasi selama empat bulan yang diketahui oleh mantan diplomat Amerika Serikat (AS) Richard Haass pada tahun lalu berakhir tanpa kesepakatan, menurut isu yang beredar.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri AS menyambut baik pembicaraan yang dilakukan Kamis (16/10) tersebut.
"Kami mendesak semua pihak untuk berpartisipasi secara penuh dalam poses perundingan guna mengamankan masa depan yang damai, sejahtera, dan berbagi untuk rakyat Irlandia Utara," kata juru bicara Kemenlu AS Jen Psaki.