REPUBLIKA.CO.ID, RAHA -- Sarung tenun tradisional Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, mulai menembus pasar di negara-negara Eropa, terutama Belanda.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muna Nursina Taeda di Raha, Sabtu, mengatakan produksi kerajinan sarung tenun tradisional tersebut menembus pasar di negara-negara Eropa setelah pihaknya gencar melakukan promosi, terutama melalui berbagai pameran.
"Dalam mempromosikan produksi kerajinan sarung tenun tradisional, kami menjalin kerjasama dengan pihak Dewan Kerajinan Nasional Daerah Muna," katanya.
Menurut dia, sarung tenun tradisional yang banyak diminati pasar Eropa adalah sarung tenun tradisional 'Botu'.
Sarung tenun tradisional tersebut kata dia, merupakan sarung tradisional masyarakat Desa Masalili, Kecamatan Lohia.
"Masyarakat di Desa Masalili masih terus mempertahankan keaslian dari kerajinan sarung tenun tradisional 'Botu' itu," katanya.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sendiri kata dia, terus mendorong masyarakat agar tetap melestarikan kerajinan kain sarung tradisional itu.
Diharapkan ujarnya, setelah sarung tenun itu menembus pasar Eropa, masyarakat setempat tidak lagi menjadikan kerajinan menenun kain tradisional sebagai pekerjaan sambilan melainkan bisa menjadi penompang utama sumber penghasilan keluarga.