Sabtu 18 Oct 2014 23:00 WIB

Sarung Tenun Tradisional Muna Tembus Pasar Eropa

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, RAHA -- Sarung tenun tradisional Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, mulai menembus pasar di negara-negara Eropa, terutama Belanda.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muna Nursina Taeda di Raha, Sabtu, mengatakan produksi kerajinan sarung tenun tradisional tersebut menembus pasar di negara-negara Eropa setelah pihaknya gencar melakukan promosi, terutama melalui berbagai pameran.

"Dalam mempromosikan produksi kerajinan sarung tenun tradisional, kami menjalin kerjasama dengan pihak Dewan Kerajinan Nasional Daerah Muna," katanya.

Menurut dia, sarung tenun tradisional yang banyak diminati pasar Eropa adalah sarung tenun tradisional 'Botu'.

Sarung tenun tradisional tersebut kata dia, merupakan sarung tradisional masyarakat Desa Masalili, Kecamatan Lohia.

"Masyarakat di Desa Masalili masih terus mempertahankan keaslian dari kerajinan sarung tenun tradisional 'Botu' itu," katanya.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sendiri kata dia, terus mendorong masyarakat agar tetap melestarikan kerajinan kain sarung tradisional itu.

Diharapkan ujarnya, setelah sarung tenun itu menembus pasar Eropa, masyarakat setempat tidak lagi menjadikan kerajinan menenun kain tradisional sebagai pekerjaan sambilan melainkan bisa menjadi penompang utama sumber penghasilan keluarga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement