REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kepresidenan pertamanya menegaskan Indonesia tetap terus mengembangkan politik luar negeri bebas aktif.
"Indonesia akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif untuk kepentingan nasional," katanya dalam pidato pertama sebagai Presiden RI ketujuh, Senin (20/10).
Jokowi bersama dengan Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
Pidato tersebut merupakan pidato pertama Jokowi sebagai Presiden Indonesia ke-7 seusai mengucapkan sumpah jabatan.
Dalam upacara pelantikan di Gedung MPR Jakarta tersebut, dihadiri oleh berbagai utusan negara sahabat di antaranya Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak, Sultan Brunei Hasanah Bolkiah.
Perdana Menteri Australia Tony Abbot, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O Neill, Menteri Luara Negeri Amerika Serikat John Kerry.
Jokowi dalam kesempatan tersebut juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden dan Wakil Presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
"Pada kesempatan yang bersejarah ini saya atas nama pribadi atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, dan atas nama Bangsa Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Profesor Doktor Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Profesor Doktor Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun ini," katanya.
Dalam pelantikan kali ini, selain SBY dan Boediono tampak hadir Presiden ke-3 BJ Habibie dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz dan Try Sutrisno.
Begitu pula para Ketua Umum Partai Politik dan pesaing Jokowi-JK dalam pemilihan presiden lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa.