REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Lembaga Semai Jiwa Amini (Sejiwa) yang fokus di bidang bullying anak, Retno Sulistyo Wahyuni, berharap, kabinet Jokowi bisa lebih terbuka dan bekerja sama. Khususnya dalam menghentikan kasus bullying anak yang semakin sering terjadi.
Ia mengaku prihatin melihat perkembangan anak sekarang. "Media sosial seperti internet dan televisi kini menjadi pengaruh utama dalam memancing kecenderungan negatif anak, sehingga melakukan bully," ujar Retno, kepada Republika, Selasa (21/10).
Dia bersama Lembaga Sejiwa, tengah berusaha membuat sistem anti-bullying, agar bisa diterapkan di seluruh pelosok sekolah di Indonesia. Ia mengaku membutuhkan banyak bantuan dari berbagai pihak, seperti lembaga sejenis, Kementerian Pemberdayaan Wanita, Kementerian Pendidikan, Komnas Anak, dan lainnya.
Retno menyadari, bila hanya Lembaga Sejiwa yang berjuang maka akan sulit. "Intinya kami ingin memperbaiki kualitas manusia, apalagi anak-anak itu merupakan pilar bangsa," katanya.
Retno menjelaskan, dampak bully bagi korban sangat berbahaya, karena akan terbawa hingga dewasa. Menurut dia, korban bully cenderung mudah depresi, tertutup, hilang percaya diri, dan pastinya tak bisa mengaktualisasikan diri.
"Orang atau anak yang tak bisa aktualisasi diri hidupnya tidak akan bahagia," katanya menegaskan. Maka dari itu, Retno ingin agar anak Indonesia bisa hidup bahagia dan merdeka dalam berkarya serta mengeluarkan pemikiran.