Rabu 22 Oct 2014 08:36 WIB

400 Hektare Sawah di Kupang Dilanda Kekeringan

Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan di Tanah Air.
Foto: Republika/Rakhmawati La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Hamparan sawah petani di desa Naibonat dan Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sekitar 400 HA yang tersebar di Tetkolo, Airbaun, Wilakdale dan Supdale kekeringan akibat kemarau panjang.

"Kami prihatin dengan tanaman sawah yang tengah tumbuh namun terancam tidak berkembang karena debit air dari kali Oesao dan sumber air Pukdale mulai turun drastis mencapai sekitar 40 persen," kata Aditya Loloin (50) petani sawah panas di Naibonat, Kupang, Rabu.

Menurut dia, saat ini sekitar 200 petani yang ikut menggarap sawah di Tetkolo desa Pukdale benar-benar cemas, karena debit air menurun drastis sejak musim kemarau melanda kemarin. 

"Dua tahun sebelumnya debit air Pukdale Oesao tidak pernah menurun seperti yang terjadi saat ini," katanya.

Ia tidak mengetahui secara pasti berapa persen penurunan debit air Pukdale yang mengairi ratusan hektar lahan sawah di Kupang Timur dan sebagian Kupang Tengah.

"Penurunan debit air baru diketahui petani, ketika pematang sawah petani yang letaknya paling ujung lokasi persawahan mulai tidak mendapatkan pasokan air, saat itu baru diketahui kalau debit air mulai berkurang," katanya.

Sebagai solusi sementara, para petani sawah sepakat mulai menghemat air dengan membagi jadwal pendistribusian air ke setiap pematang sawah petani.

"Kami akan segera menemui Dinas Pertanian-Perkebunan dan Pekerjaan Umum Kabupaten dan provinsi NTT untuk melaporkan hal ini, karena selama ini instansi teknis ini yang membantu petani air untuk mengairi sawah-sawah petani," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement