REPUBLIKA.CO.ID, KURDI -- Pasukan Kurdi Irak Peshmerga mulai dikerahkan ke Kobane membantu melawan ISIS. Langkah ini dilakukan setelah Turki mengizinkan warga Kurdi pergi ke Suriah membantu mempertahankan Kobane.
Meskipun begitu, masih belum jelas kapan pasukan Irak Peshmerga tiba di Kobane. Menurut pejabat senior Kurdi Irak, pasukan Peshmerga kemungkinan dikerahkan dalam beberapa jam.
Sementara itu, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pembicaraan ini masih berlanjut dan membahas mengenai kesepakatan. Para pasukan Kurdi di Kobane selama ini telah melawan militan ISIS dengan dukungan dari serangan udara AS.
Sebelumnya, Turki menolak mendukung pasukan Kurdi karena terkait dengan kelompok separatis di Turki. Namun, pada 20 Oktober kemarin, Turki menginzinkan Peshmerga melintasi Turki menuju Suriah.
Menurut pejabat Kurdi Irak, pasukan bantuan akan tetap berada di bawah komando Pemerintah Daerah Kurdi di Irak utara. Sayangnya, ia tak merinci berapa banyak pasukan Peshmerga yang dikerahkan ke Kobane.
Di tempat terpisah, pemimpin Kurdi Suriah mengatakan tak ada kesepakatan dalam pengerahan ini. "Ketika kami bertemu dengan Peshmerga, kami langsung menyepakati bagaimana pertempuran ini akan berlangsung," kata Enwer Muslim, pejabat senior di Kobane, dikutip dari Bloomberg, Rabu (22/10).
Lanjutnya, bantuan apapun harus dikoordinasikan dengan Kurdi Suriah. Menurut pengamat di Yayasan Penelitian Kebijakan Ekonomi di Ankara, Nihat Ali Ozcan, Kurdi Irak dan Kurdi Suriah selama ini berlawanan dan bersaing memberikan pengaruhnya di utara Suriah.
Kelompok Kurdi Suriah berhubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang merupakan kelompok separatis dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki dan AS. Namun, Turki mendapat tekanan dari AS untuk segera membantu mempertahankan Kobane.
"Turki tak ingin PKK menyatakan kemenangan di Kobane di tangannya sendiri, dan karena itu Peshmerga diizinkan bergabung dalam pertempuran itu," kata Ozcan.