REPUBLIKA.CO.ID, MONAS -- Kepala Unit Pengelola Monumen Nasional (UP Monas), Rini Hariyani berencana untuk menerapkan sistem e-ticketing bagi warga yang ingin masuk ke kawasan Monas. Sistem itu dinilai bisa efektif untuk menjaga kawasan Monas dari PKL serta pengunjung yang mau berbuat tindak asusila.
Rini mengatakan dengan sistem itu, pihaknya bisa memonitor secara langsung berapa jumlah pengunjung di kawasan Monas setiap harinya.
"Kalau selama ini kan kami hanya bisa monitor jumlah pengunjung yang masuk ke dalam Tugu," ujarnya di Kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (23/10).
Selain itu, lanjut Rini, system e ticketing juga dapat meminimalisir para PKL di sekitar Kawasan Monas. Penerapan jadwal buka kawasan Monas pun bisa lebih diberlakukan, karena e ticketing juga bisa meminimalisir para penyusup yang ingin masuk ke kawasan Monas.
Pihaknya pun bisa lebih maksimal melakukan pelayanan kepada para pengunjung. Sebab selama ini, ia merasa masih belum maksimal melayani para pengunjung. Terutama untuk lahan parkir kendaraan.
"Selama ini banyak rombongan yang tidak bisa parkir di kawasan Monas karena penuh, jadi kami arahkan ke Istiqlal atau Lapangan Banteng. Kalau pake e ticketing kan bisa dikurangi mereka yang hanya ingin numpang parkir," ucapnya.
Sebelumnya para Pedagang di Kawasan Monas (Monumen Nasional) mengaku sering melihat perbuatan tidak senonoh yang dilakukan para pengunjung pada malam hari. Sistem jam buka hingga pukul 20.00 ternyata hanya menjadi peraturan belaka.
Bahkan, pada Pada Rabu (22/10) sore, sampah kotak kondom terlihat di tumpukan sampah yang berserakan di sisi timur kawasan Monas. Kotak kondom tersebut berwarna merah dengan keterangan berisi 3 kondom. Saat dilihat isi di dalamnya, hanya tinggal satu kondom yang tersisa.
Seperti yang diketahui Monas memperlakukan jadwal buka yang baru pertengahan September 2014 lalu yaitu dari pukul 04.00 hingga 20.00. Tujuannya untuk mengurangi perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan saat malam sudah larut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika