Senin 27 Oct 2014 13:14 WIB
Kabinet Kerja

Ada Lima Guru Besar di Kabinet Kerja

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla saat membacakan pengumuman kabinet di Istana Negara, Ahad (26/10)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla saat membacakan pengumuman kabinet di Istana Negara, Ahad (26/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo pada Ahad (26/10) di Istana Merdeka, Jakarta telah mengumumkan 34 nama menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja 2009-2014 dengan komposisi 14 orang dari partai politik dan 20 orang dari kalangan profesional.

Sebanyak 72 persen atau 20 orang kalangan profesional berasal dari berbagai latar belakang dan sejumlah prestasi akademis yang diraih. Gelar Guru Besar turut menjadi pertimbangan bagi Presiden Joko Widodo untuk menempatkan seseorang di kementerian dalam Kabinet Kerja.

Sebanyak lima orang dengan gelar Guru Besar mengisi kursi kementerian pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno menyelesaikan studi sarjananya di Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Gadjah Mada (1985), program master di Development Administration Universitas Birmingham, Inggris (1990), dan program doktor di Ilmu Politik UGM (2008).

Pria yang baru saja terpilih sebagai Rektor (UGM) Yogyakarta pada Maret 2012 itu juga meraih gelar Profesor bidang Ilmu Politik dari UGM pada Desember 2008 serta gelar doktor di Flinders University of South Australia jurusan Asian Studies (1997).

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir juga menjabat sebagai Rektor Universitas Diponegoro, Semarang. Pria ini menyandang gelar profesor di bidang "Behavioral Accounting dan Management Accounting.

Nasir menyelesaikan S1-nya di Undip, kemudian S2-nya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan meraih gelar PhD-nya di University Sains Malaysia tahun 2004.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi UI dan tercatat sebagai satu-satunya dekan di institusi tersebut yang usianya masih di bawah 40 tahun saat diangkat.

Bambang mengenyam pendidikan sarjana di Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1990), tingkat master di Universitas Illinois, Amerika Serikat, sekaligus melanjutkan program doktoral di universitas yang sama hingga 1995.

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Anfasa Moeloek adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran UI. Dokter yang ahli dibidang oftalmologi atau ilmu penyakit mata ini mengawali pendidikannya di FKUI Jakarta kemudian melanjutkan studi di bidang ophtalmology dan berhasil meraih gelar spesialis mata (SpM) enam tahun berikutnya.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (Perdami) tersebut juga pernah belajar subspesialisasi di International Fellowship di Orbita Centre, University of Amsterdam, Belanda dan di Kobe University, Jepang.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise juga bergelar Guru Besar. Yohana adalah wanita Papua pertama yang diberi gelar Guru Besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang silabus desain dan "material development".

Wanita kelahiran Manokwari, 1 Oktober 1958 ini dikukuhkan menjadi profesor doktor oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua.

Yohana menempuh pendidikan sarjana pada program studi bahasa Inggris Universitas Cenderawasih. Semasa kuliah, dia bekerja sebagai asisten dosen di program studi yang digelutinya selama tiga tahun yakni sejak 1983-1986 kemudian enjadi dosen sejak 1987 sampai sekarang.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement