REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tentara Amerika Serikat memberlakukan kebijakan isolasi, bagi tentara-tentara yang kembali dari misi tanggap ebola di Afrika Barat.
Pemantauan akan dilakukan selama 21 hari, meskipun mereka tak menunjukkan gejala infeksi atau tak diyakini terpapar ebola.
Keputusan tersebut merupakan bagian dari protokol militer, dalam upaya pencegahan ebola yang diperintahkan Presiden Barack Obama.
Sebelumnya, pedoman yang dikeluarkan terkait ebola juga menerapkan wajib karantina bagi petugas kesehatan yang kembali dari negara-negara ebola di sejumlah negara bagian AS.
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Staf Umum Angkatan Darat Raymond Odierno memerintahkan prajuritnya menjalani periode pemantauan selama 21 hari.
Hal ini dilakukan untuk memastikan perlindungan kesehatan bagi mereka, sekaligus keluarga dan anggota masyarakat sekitar.
Angkatan Darat AS telah mengisolasi, sekitar selusin tentara mereka yang kembali dari Afrika selama akhir pekan ini. Para tentara dikarantina sementara di markas mereka di Vicenza, Italia. Termasuk Komando Angkatan Darat AS di Afrika Mayor Jenderal Darryl Williams, yang mengawasi tanggap militer ebola di Afrika Barat.
"Kami ditempatkan di sejumlah penampungan di daerah terpisah (di dalam pangkalan). Tak ada kontak dengan masyarakat umum atau keluarga. Tak seorang pun dari kami akan berjalan di sekitar Vicenza," kata Williams dalam wawancara teleponnya dengan Reuters Selasa (28/10).
Williams menggambarkan akomodasi yang nyaman di penampungan. Ia mengatakan, timnya memiliki akses ke gym dan mendapat makanan yang baik.
"Kami diberikan makanan dan kemudian kami makan dan membuangnya sendiri. Tak ada orang lain yang menyentuhnya," kata Williams.
Militer AS telah berulang kali menekankan, bahwa personelnya tak berinteraksi dengan pasien ebola. Mereka malam membantu membangun unit perawatan, untuk membantu otoritas kesehatan dalam melawan epidemi.
Williams mengatakan, ia telah melalui pemantauan super ketat di Liberia. Suhu tubuhnya diperiksa hingga delapan kali sehari.
"Tak ada yang terbukti memiliki gejala. Tentara tak melakukan kontak dengan pasien ebola," katanya.
Keputusan Angkatan Darat mengisolasi tentaranya mencerminkan kecemasan yang berkembang di AS terkait penyebaran ebola. Langkah AS dilakukan untuk mencegah petugas kesehatan merusak upaya pemerintah menahan laju perkembangan ebola.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, kebijakan ini belum mencerminkan kebijakan yang meluas. Menurutnya peraturan ini masih dalam tahap pengembangan.
Sejauh ini, baru Angkatan Darat yang memberlakukan aturan isolasi untuk tentaranya yang kembali dari Afrika. Aturan ini juga rencananya akan berlaku bagi puluhan prajurit lain yang akan kembali ke Vicenza pekan ini. Namun militer juga berencana membebani aturan serupa untuk angkatan bersenjata.
Kebijakan Departemen Pertahanan ini dikeluarkan melalui memo 10 Oktober. Tindakan ini memungkinkan pasukan untuk kembali bekerja dan berinteraksi dengan keluarga setelah pulang, dengan syarat suhu tubuh mereka telah diperiksa dua kali sehari selama 21 hari.