REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Para petani di selatan Kabupaten Sukabumi belum berani menanam padi. Pasalnya, intensitas hujan di kawasan tersebut belum merata dan hanya beberapa kali mengguyur.
"Hingga kini para petani masih menunggu hujan yang turun secara merata,’’ ujar Ketua Kontak Tani Nelayan (KTNA) Kecamatan Surade, H Sahlan kepada Republika, Rabu (29/10). Hal ini dikarenakan sebagian besar areal pertanian di selatan Sukabumi merupakan sawah tadah hujan.
Menurut Sahlan, jika hujan sudah merata maka otomatis para petani secara serentak akan menanam padi. Diakui dia, para petani memang tidak mau terburu-buru menanam padi karena faktor mulai turunnya hujan.
Sahlan mengatakan, para petani khawatir ketika mulai ditanami padi tidak ada hujan yang turun. Sementara di sisi lain tidak ada sumber air yang ada di sekitar lahan tersebut. Akibatnya, lahan pertaniannya tidak bisa terairi dan terancam mengalami kekeringan.
Untuk menunggu turunnya hujan yang merata terang Sahlan, sebagian petani kini mempersiapkan lahan persawahannya untuk ditanami padi. Selain itu ada sebagian petani yang menanam buah-buahan seperti semangka di areal perkebunan.
Namun diakui Sahlan, produksi padi pada tahun ini menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Fenomena ini salah satunya dikarenakan masalah kesulitan sarana pengairan akibat kekeringan dan serangan organisme penganggu tanaman (OPT).
Selain itu ujar Sahlan, petani juga berharap ketersediaan pupuk urea untuk tanaman mereka. Harapannya, ketika dibutuhkan maka petani bisa mendapatkannya dengan mudah.