REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Keluarga Jati Wikanto salah satu siswa Sekolah Penerbangan "Lombok Institute Flying Technology" Nusa Tenggara Barat yang pesawatnya jatuh di sekitar Perairan Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat masih berharap korban dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
"Kami hanya bisa pasrah, namun kami masih berharap ada mukjizat sehingga adik kami dapat ditemukan selamat," kata Jati Ratmoko kakak korban Jati Wikanto, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (1/11).
Suasana duka juga terlihat di rumah korban Jati Wikanto di Desa Donolayan, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejumlah keluarga dan kerabat Jati Wikanto ini turut berharap agar korban segera ditemukan, dan dalam keadaan selamat.
Mereka terlihat bersama-sama memanjatkan doa sambil menunggu kepastian nasib dari anak ke dua dari empat bersaudara yang saat ini masih dalam pencarian tim gabungan Basarnas, TNI dan Polri serta dibantu masyarakat setempat.
"Kami berharap ada keajaiban dan mukjizat Tuhan sehingga Jati Wikanto bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat," katanya.
Jati Ratmoko mengatakan, dirinya terakhir kontak dengan adiknya pada malam hari sebelum insiden kecelakaan pesawat latih tersebut.
"Dalam perbincangan terakhir melalui telepon tersebut adik saya memberi kabar bahwa akan terbang bersama salah seorang instrukturnya," katanya.
Pesawat latih milik PT Lift yang ditumpangi Jati Wikanto dan instruktur penerbangan Kapten Boon Huan warga Singapura dilaporkan hilang pada Kamis (30/10) siang.
Hingga kini pencarian terhadap kedua awak pesawat latih tersebut masih dilakukan dengan mengerahkan puluhan penyelam.