REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protes dan kecaman atas penutupan Masjid Al Aqsa tidak hanya datanng dari umat muslim saja. Tokoh Katolik Indonesia Franz Magnus Suseno juga menyesalkan kebijakan pemerintah Israel menutup Masjid Al Aqsa.
"Saya menyesalkan kebijakan politik resmi Israel. Mereka harus buka kembali Al Aqso, selama ini mereka mengikuti politik yang konfrontatif terhadap Palestina," ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Filsafat Driyakara kepada Republika.
Menurut Romo Franz dengan ditutupnya Masjid Al Aqsa semakin menyakiti hati umat Islam, khusunya penduduk Palestina. Selain penutupan Masjid Al Aqsa, Romo Franz juga mengkritik berbagai masalah di Palestina seperti jalur Gazza dan pemukiman Yahudi.
"Paling gawat adalah pemukiman-pemukiman baru Yahudi terus menerus bertambah juga blokade terhadap Gaza saya sangat amat menyesalkan," tegasnya.
Romo Franz berharap adanya solusi untuk mengakhiri konflik antara Palestina dan Israel. Menurutnya Israel dalam batas 1949 yang diakui oleh PBB dijamin dan palestina adalah menjadi negara merdeka.
Terkait pemukiman Yahudi, Romo Franz menyodorkan dua pemecahan masalah. Pertama, menurutnya seluruh warga Yahudi yang berada di Palestina bersedia menjadi warga negara biasa di negara Palestina Merdeka. Kedua, Warga Yahudi yang berada di Palestina kembali ke Israel.
"Biaya tentu saja mahal tapi menurut saya barat harus ikut membantu biaya itu. Karena itu juga dalam kepentingan negara-negara barat," katanya.
Sementara itu, terkait pemecahan Yerusalem yang diperebutkan sebagai ibu kota, menurutnya diperlukan pemecahan yang memuaskan kedua belah pihak. "Tidak mungkin Yerusalem itu menjadi Ibu Kota israel," tegasnya.
Hal yang paling mungkin untuk pemecahan Yerusalem menurut Romo adalah dengan kembali mempertimbangkan usulan dari Vatikan.
"Bahwa itu menjadi sebuah kota internasional yang dijamin oleh PBB, tentu karena Yerusalem adalah kota pusat agama-agama, dan itu masih sulit. Tapi mestinya permasalahan Palestina digaris itu dipecahkan," katanya.
Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian diharapkan ikut memperjuangkan kemerdekaan bagi Palestina.
"Jadi kita mesti mendukung diforum internasional perjuangan rakyat palestina, tidak perlu kita lunak terhadap israel," ujarnya.