Senin 03 Nov 2014 09:55 WIB

Bahas Penerimaan Negara, Rapat Kabinet Digelar Tertutup

 Presiden Joko Widodo memimpin rapat perdana Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/10). (Republika/Tahta Aidilla)
Presiden Joko Widodo memimpin rapat perdana Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/10). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengagendakan sidang Kabinet Paripurna guna membahas cara untuk meningkatkan pendapatan atau penerimaan negara. "Untuk selanjutnya rapat berlangsung tertutup," kata Presiden Joko Widodo, Senin (3/11).

Program peningkatan penerimaan negara di berbagai sektor sebenarnya telah menjadi tujuan sejumlah menteri di Kabinet Kerja. Antara lain Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Bahkan, Susi Pudjiastuti memperkirakan kerugian negara dalam bidang penangkapan ikan di kawasan perairan Indonesia bisa mencapai hingga triliunan rupiah. "Negara jelas-jelas dirugikan lebih dari Rp11 triliun," kata Susi dalam jumpa pers di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Jumat (31/10).

Menurut Susi, angka tersebut awalnya diperoleh dari penghitungan jumlah 5.329 kapal besar atau berbobot 30 Gross Ton (GT) lebih yang mengurus perizinan di KKP.

Dari jumlah ribuan kapal tersebut, diketahui bahwa pemerintah mengeluarkan subsidi untuk industri penangkapan ikan diperkirakan mencapai sekitar Rp11,5 triliun per tahun.

Sedangkan pemerintah melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh KKP dari kapal-kapal tersebut hanya sekitar Rp300 miliar.

Dengan demikian, menurut dia, angka pendapatan kepada negara tidak sebanding dengan jumlah yang dikeluarkan pemerintah kepada industri penangkapan ikan.

Untuk itu, ia telah menginstruksikan agar aturan terkait hal tersebut direvisi sehingga negara bisa memperoleh pemasukan dengan jumlah yang jauh lebih besar.

Bila pendapatan negara semakin besar, lanjutnya, maka jumlah itu dapat dipergunakan antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional. Terkait dengan usaha dalam mengatasi hambatan untuk berinvestasi, Presiden Jokowi sebelumnya telah menyatakan bakal mengumpulkan berbagai menteri dalam Kabinet Kerja untuk mengupayakan cara mempermudah perizinan.

"Nanti menteri-menteri yang berhubungan dengan perizinan akan saya kumpulkan," kata Presiden Joko Widodo seusai melakukan inspeksi mendadak ke Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta, Selasa (28/10).

Menurut Jokowi, sistem perizinan yang ada masih belum terbangun secara integratif. Sementara dirinya menginginkan agar proses perizinan dapat lebih mudah dan satu atap.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement