REPUBLIKA.CO.ID, WAGAH -- India dan Pakistan akhirnya memutuskan melanjutkan perayaan upacara militer di perbatasan Wagah. Sebelumnya perayaan ditunda pasca serangan teror bom yang menewaskan 55 orang yang membuat puluhan lainnya luka-luka.
Militer Pakistan mengatakan mereka ingin negara bersatu melawan terorisme. Komandan militer India, Letnan Jenderal Naveed Zaman mengatakan perayaan pada Senin membuktikan bahwa terorisme tidak bisa merusak moral dan semangat bangsa.
"Penurunan bendera saat upacara di perbatasan Wagah dilakukan dengan semangat yang sama untuk menyatukan bangsa," kata juru bicara militer Pakistan, Asim Bajwal. Ini adalah pertama kalinya festival Wagah diinterupsi oleh serangan bom.
Perayaan Wagah dilakukan setiap sore setiap harinya oleh masyarakat. Serangan di wilayah Wagah bagian Pakistan menjadi perhatian bukan hanya karena terjadi di daerah aman tapi juga terjadi di Punjab, provinsi yang paling padat dan sejahtera di Pakistan.
Pemakaman korban tewas telah dilakukan di dekat provinsi Punjab. Pengguna sosial media di Pakistan mengekspresikan kemarahannya pada pemerintah karena kurang upaya pencegahan bom pada Senin.
Di Twitter, sebuah akun mengabarkan media Naya Akhbar menerbitkan sebuah peringatan beberapa hari sebelum ledakan. Peringatan mengutip informasi dari sumber-sumber keamanan.
"Agen telah memberitahu mereka sebelumnya dan itu dipublikasikan pada 28 Oktober dalam media lokal Lahore," kata seorang pengguna Twitter @MujtabaSharf sambil mengunggah foto halaman depan Naya Akhbar dengan headline "Rencana menargetkan upacara penurunan bendera di Wagah, Bom Bunuh diri telah mencapai Lahore".
Kemarahan juga mengarah pada intelegen Pakistan. "Naya Akhbar sudah mengabarkan serangan teroris di Wagah. Apa pemerintah dan pihak keamanan tidur?" kata @FarrukhHabibISF.