REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tingkat pengangguran terdidik di Bali semakin meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menunjukkan tingkat pengangguran terbuka menurut jenjang pendidikan ini menggambarkan kondisi penyerapan tenaga kerja terdidik lebih sedikit dibandingkan kurang terdidik.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Panusunan Siregar mengatakan tingkat pengangguran lulusan SMK di Bali merupakan yang tertinggi, mencapai 4,51 persen pada triwulan III 2014, meningkat dari 4,01 persen pada triwulan III 2013. Berikutnya adalah pengangguran lulusan Diploma I/II/III (3,26 persen), dan sarjana (2,71 persen).
Pengangguran lulusan SMP dan SD ke bawah menempati urutan terbawah yang bearti lebih rendah, masing-masingnya 1,78 dan 0,56 persen.
"Peningkatkan pengangguran paling signifikan terjadi pada lulusan SMK. Pemerintah melalui kementerian terkait bisa masuk melalui program-programnya," ujar Panusunan di Denpasar, Rabu (5/11).
Jumlah pengangguran pada jenjang pendidikan SD ke bawah di Bali sebesar 875.726 orang per Agustus 2014 dari total penduduk yang bekerja. Pengangguran diploma mencapai 99.321 orang, dan SMA (482.680 orang).
Secara umum, tingkat pendidikan menentukan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Tenaga kerja berkualitas seharusnya memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi. Namun, berdasarkan pendidikan tertinggi di Bali, penduduk usia pekerja masih didominasi jenjang pendidikan SD ke bawah.