REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Sekatan, mengharapkan komitmen pengembangan wilayah yang melibatkan beberapa kota dan kabupaten yang disebut Banjarbakul bisa direalisaikan.
"Komitmen Banjarbakula melibatkan Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut," kata Wakil Wali Kota Banjarmasin Iwan Anshari di Banjarmasin, Sabtu (8/11).
Penandatanganan nota kesepahaman mengenai pengembangan wilayah yang melibatkan berbagai kota dan kabupaten di Kalsel tersebut, disaksikan Menteri Pekerjaan Umum yang kala itu dijabat oleh Joko Kirmanto, bertepatan dengan Hari Jadi Pemkot Banjarmasin pada 2012.
Komitmen lima daerah itu sebagai hal yang positif dan vital dalam rangka memenuhi hajat orang banyak, seperti sektor infrastruktur dan air baku.
Pemprov Kalsel selaku kordinator Banjarbakula belum menunjukkan keberpihakan komitmen pengembangan wilayah yang disebut Banjarbakula semacam Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) itu.
Tidak adanya perkembangan atas realisasi komitmen Banjarbakula, membuat beberapa harapan mengatasi berbagai persoalan masyarakat belum bisa diatasi, seperti sekarang dimana wilayah Kota Banjarmasin kesulitan air baku untuk diolah menjadi air minum.
Dalam komitmen tersebut, mengenai program penyediaan air bersih melalui kerja sama Banjarbakul, prioritasnya terutama mengatasi masalah air bersih selama musim kemarau.
Menurut Irwan Anshari, masalah krisis air baku yang saat ini mulai melanda PDAM Banjarmasih, perlu diatasi karena air baku merupakan sumber kehidupan manusia.
Hal itu, katanya, perlu segera disikapi untuk mengatasi masalah kesulitan mendapatkan air baku pada masa mendatang yang bisa menjadi ancaman kehidupan masyarakat Kalsel pada umumnya.
Dia menjelaska tujuan Banjarbakula selain untuk melakukan percepatan pembangunan juga sebagai penyangga berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, Irwan Anshari mendesak agar komitmen Banjarbakula, khususnya persoalan air baku segera disikapi, karena air sebagai hak orang banyak dan kebutuhan vital.
Ia menyatakan kalau tidak ada kelanjutan dari komitmen Banjarbakula tentang air baku, bukan tidak mungkin akan mengakibatkan krisis air secara berkelanjutan.
"Karena saat ini sudah terasa kesulitan air bersih di mana-mana," katanya.
Ia mengatakan kalau pemenuhan air baku hanya mengandalkan air Sungai Martapura dikhawatirkan akan kurang optimal atau tidak sanggup melayani kebutuhan air bersih masyarakat.