Senin 10 Nov 2014 08:00 WIB

Presiden Akan kembangkan 24 Pelabuhan Dalam Lima Tahun

Red: Taufik Rachman
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priuk. Jakarta, Senin (22/9). ( Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priuk. Jakarta, Senin (22/9). ( Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING--Presiden Joko Widodo (Jokowi) merencanakan kembangkan 24 pelabuhan dalam masa lima tahun pemerintahannya.

Hal ini disampaikannya di atas kereta api cepat Tianjin-Beijing,seusai meninjau pelabuhan dan pembangkit listrik di Kota Tianjin, Cina.

"Ya rencana kita akan mengembangkan 24 pelabuhan dalam lima tahun ini. oleh sebab itu mengapa kita ke Tianjin ini adalah karena ini pelabuhan terbesar dan arah pengembangan 50 tahun 100 tahun sudah ada perencanaan," kata Presiden Jokowi yang duduk di samping Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Presiden mengatakan, kunjungan ke Tianjin kali ini merupakan pengalaman yang diperlukan untuk menggali informasi dalam mengembangkan suatu daerah. Presiden memuji Tianjin yang mampu tumbuh cepat dengan perencanaan industrilisasi yang lebih matang.

"Kota Tianjin ini kota yang tumbuh pesat sekali karena ditunjang oleh industri, ditunjang oleh pelabuhan, ditunjang oleh pembangkit tenaga listrik dan ditunjang oleh infrastruktur, transportasi dan lain-lain, sehingga pertumbuhannya cepat sekali. Saya kira pengalaman-pengalaman seperti inilah yang ingin kita cari dan ingin kita laksanakan di tanah air," kata Presiden.

Di sela-sela pertemuan puncak Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasific (KTT APEC), Presiden Jokowi menyempatkan diri berkunjung ke Tianjin yang ditempuh sekitar 30 menit dengan kereta api dari Beijing.

Presiden mengatakan, investasi pembangunan pelabuhan akan dimulai tahun depan. Rencananya, pembangunan pelabuhan akan mendorong sektor swasta dan BUMN. Namun bila belum ada, maka dana APBN akan digunakan.

Presiden memperkirakan untuk pembangunan pelabuhan mencapai Rp 70 triliun.

Selain itu, menurut Presiden, pelabuhan juga sebaiknya terintegrasi dengan pembangkit listrik dan zona industri. Dengan demikian, maka harga prosuksi diharapkan semakin efisien dan kompetitif.

"Inilah yang ingin terus kita pelajari kenapa barang-barang mereka (Tiongkok) sangat kompetitif bisa sangat murah dan efisien, ya salah satunya terintegrasinya pelabuhan, pembangkit listrik, dan zona industri fokusnya," kata Presiden menyimpulkan hasil pengamatannya di Tianjin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement