REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengemukakan koordinator penggerak massa Front Pembela Islam berjanji demonstrasi menolak Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Senin (10/11) tidak anarkis.
"Pihak kepolisian juga sudah berkoordinasi dengan penanggung jawab aksi, mereka janji unjuk rasa tidak anarkis lagi," katanya.
Massa FPI yang berunjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI Jakarta pada pukul 10.00 WIB dan beralih ke depan Balai Kota DKI Jakarta sampai saat ini masih kondusif. Kendati demikian, kepolisian tetap siaga menjaga keamanan di lokasi sekitar unjuk rasa berlangsung.
"Antisipasi demo kita pergunakan SOP yang ada. Termasuk standar persiapan alat-alat mulai dari yang ringan hingga berat. Yang ringan seperti tameng, tongkat polisi, sampai water canon, gas air mata, dan juga pembubaran," kata Rikwanto.
Seperti diketahui, demonstrasi FPI yang menolak pengangkatan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur di depan Balai Kota dan gedung DPRD DKI Jakarta pada Jumat (3/10) lalu berakhir ricuh.
Bentrokan terjadi antara massa FPI dengan aparat kepolisian yang menyebabkan 16 petugas polisi terluka. Dalam kasus tersebut kepolisian telah menahan 22 anggota FPI yang terlibat dalam demonstrasi. Empat di antaranya merupakan anak di bawah umur.
Sedangkan dua orang lainnya merupakan koordinator penggerak aksi, yakni habib Hashabuddin Anggawi dan habib Novel Bamu'min. Novel sempat masuk daftar pencarian orang (DPO) dan akhirnya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya pada 8 Oktober 2014.