REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin menganggap pernyataan politisi Golkar Agun Gunandjar yang menyebut DPP ingin mempercepat penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) IX hanya sebagai upaya mengembangkan opini. Menurut Nurul, apa yang disampaikan oleh Agun justru belum dibicarakan di internal DPP Golkar hingga saat ini.
“Kami DPP juga masih bertanya-tanya (waktu dan tempat penyelengaraan Munas), jadi kita belum tahu kapan,”kata Nurul saat dihubungi ROL, Selasa (11/11). Nurul pun menyebut informasi yang disampaikan Agun masih bersifat menduga-duga.
Bagi Nurul hal tersebut wajar disampaikan Agun lantaran ingin mengembangkan isu untuk kepentingan tertentu. Saat ini kata Nurul, DPP masih sedang membicarakan teknis pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional yang akan diselenggarakan di Yogyakarta pada 17 November nanti. Setelah penyelenggaraan Rapimnas ini ;ah kata Nurul DPP akan mengetahui waktu dan tempat pelaksanaan Munas diselenggarakan.
“Rapimnas itu isinya rekomendasi Munas kapan diksanakan. Jadi kita belum tahu Munas itu kapan,”ucap Nurul. Seperti diketahui, kemarin politisi Golkar Agun Gunandjar Sudarsa menginformasikan adanya skenario dari DPP GOlkar yang ingin mempercepat penyelengaraan Munas pada akhir november ini.
Agun mencurigai upaya ini dilakukan untuk memudahkan langkah ketua umum Golkar saat ini Aburizal Bakrie untuk kembali menduduki kursi ketua umum. Agun berpandangan bahwa langkah tersebut adalah upaya mau menang sendiri dengan cara-cara yang tidak demokratis.
Menurut Agun DPP juga berupaya menambah persyaratan untuk dapat maju menjadi ketua umum. Yaitu calon ketua umum harus mendapatkan dukungan 10 DPD provinsi, dan 30 persen DPD kabupaten/kota. "Jelas ini cara-cara penakut, yang tidak siap berlaga, dengan memotong kesempatan orang lain, agar dapat menyelonong sendirian, ujung-ujungnya aklamasi," kata Agun kepada wartawan kemarin, Senin (10/11).