REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Titik putih berada dihadapan Wayne Rooney setelah mendapat kepercayaan Roy Hodgson menjadi eksekutor penalti. Tepat menit ke-59, Rooney membuat percikan api kemenangan The Three Lions dengan golnya menaklukkan Handanovic.
Publik Inggris bersorak-sorai menyambut Wazza, julukan Wayne Rooney, kembali bertaji. Air muka Pelatih Inggris, Roy Hodgson, pun berubah dengan senyuman tanda sebuah hasil kerja keras. Inggris memperkokoh diri di puncak klasmen Grup E, dengan poin 12, hasil empat kemenangan tanpa kekalahan.
Optimisme menyeruak ke seantreo kota London, tim diprediksi kuat akan lolos ke Piala Eropa 2016, Prancis. ''Ini momen yan sangat hebat bagi Rooney. Dia pemain kami, dia mengeluarkan kami dari keadaan yang sangat sulit,'' ujarnya dilansri UEFA.
Dengan penampilan ke 100-nya, Hodgson mengucapkan selamat kepada Rooney sembari meminta untuk terus menjaga performanya. Hodgson menyebut, Rooney begitu berharga untuk Inggris, dan ia telah mengetahui itu sekalipun Rooney kerap mendapat kecaman atas permainan buruknya.
Rooney dianggap Hodgson tidak hanya mencetak gol, tetapi sebagai motivator para pemain lain untuk mencetak gol. Walhasil, Danny Welbeck mampu menyiptakan dua gol kemenangan Inggris.
''Penampilan Danny Welbeck menunjukkan profil kuatnya penyerang Inggris. Dia datang dan sangat membantu kami,'' kata dia.
Wayne Rooney menanggapi Hodgson dengan mengatakan, selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi Inggris. Ia mengakui mendapat beban ketika menjadi eksekutor penalti.
Tertinggal satu gol dengan peluang menyamakan kedudukan melalui penalti bukanlah hal mudah. ''Aku selalu mencoba meyakinkan diriku, aku mampu melakuykannya,'' kata dia, dikutip dari laman Daily Mail.
Rooney mengatakan, terkesan dengan dukungan yang diberikan oleh publik Inggris, pemain dan pelatih atas penampilannya. Setiap pemain akan mendapatkan permainan terbaik dengan dukungan tersebut.
Penampilan apiknya dan kepemimpinan Rooney mampu menenangkan publik Inggris untuk kembali berjaya setelah mundurnya prestasi timnas beberapa tahun belakangan.
''Ini sesuatu, dan aku akan selalu mengingatnya sampai kapanpun,'' kata dia.
Gelandang Slovenia, Dejan Lazarevic menjelaskan, timnya mampu mengimbangi permainan Inggris. Bahkan, Slovenia memberikan tekanan kepada tim Juara Piala Dunia, 1966 ini dengan gol bunuh diri Henderson.
''Tapi semuanya berubah, kita sudah mencoba untuk menahan mereka. Mereka terlalu kuat,'' kata dia.
Lazarevic bangga telah memberikan perlawanan di Stadion Wembley, untuk memberitahu Inggrisn Slovenia merupakan tim kuat. Lazarevic menegaskan, agar timnya tetap berkonsentrasi pada pertandingan selanjutnya untuk lolos dari fase grup.