Senin 17 Nov 2014 10:41 WIB

Unpad Gelar Diskusi ‘Indonesia Waspada Ebola’

Electron micrograph of an Ebola virus virion (illustration)
Foto: en.wikipedia.org
Electron micrograph of an Ebola virus virion (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR --  Awal November 2014 lalu, dua tenaga kerja Indonesia asal Jawa Timur yang bekerja di Liberia, mendapat perhatian masyarakat. Keduanya dirawat usai pulang dari Liberia, salah satu negara yang terkena dampak terburuk dari virus Ebola. Meski sempat diduga terkena Ebola, pemeriksaan membuktikan keduanya bebas Ebola.

Virus Ebola yang menurut WHO pertama kali ditemukan pada 1976 di Afrika ini, menjadi kekhawatiran dunia. Apalagi, hingga saat ini, masih belum ada vaksin yang ampuh untuk menanggulanginya. Gejala umum yang diderita pasien yang terjangkit virus Ebola biasanya mengalami demam, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sakit kepala.

Seperti apa virus Ebola itu, apa penyebab seseorang terjangkit virus Ebola, bagaimana mengenali gejalanya, apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya? Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi perhatian kita semua saat ini. “Meski di Indonesia belum ditemui kasus Ebola, namun kita harus tetap waspada,” kata Kepala UPT Humas Unpad Soni  A. Nulhaqim, Senin (17/11).

Untuk mendiskusikan hal tersebut, kata dia, Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar acara diskusi bertajuk ‘Unpad Merespons’ dengan tema ‘Indonesia Waspada Ebola’. Diskusi ini akan dilaksanakan pada Rabu (19/11), bertempat di Executive Lounge Lantai 2 Gedung Rektorat Unpad Jl. Dipati Ukur 35 Bandung.

Sedangkan narasumber yang hadir dalam diskusi ini antara lain Kusman  Ibrahim SKp MNS PhD (Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad); Dr Tiana Milanda MSi Apt (Dosen Fakultas Farmasi Unpad); Bachti Alisjahbana dr Sp.PD-KPTI PhD (Dosen Fakultas Kedokteran Unpad) dengan moderator Gilang Yubiliana, drg., M.Kes.  (Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unpad).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement