REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesi swimsuit dalam kontes kecantikan dunia kerap menuai pro-kontra karena para peserta mesti mengenakan bikini. Hal ini juga berlaku bagi wakil Indonesia di ajang Miss Internasional 2014, Elfin Pertiwi Rappa.
Namun, menurut Ahmad R Subing, Manajer Humas Yayasan Puteri Indonesia (YPI), sesi swimsuit hanyalah sebagian sangat kecil dari rangkaian aktivitas yang diikuti para finalis Miss Internasional 2014 di Jepang.
"Selain itu, sesi swimsuit sebenarnya bukanlah untuk konsumsi publik, melainkan internal Panitia Miss Internasional. Tapi ada saja media yang berhasil meng-upload foto," jelas Ahmad di Jakarta, Senin (17/11).
Ahmad menuturkan, bagaimanapun Elfin pantas diapresiasi untuk aktivitasnya mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia. Contohnya, Elfin berhasil menjadi pemenang Best National Costume, mengalahkan 73 orang finalis dari negara lain. Gelar ini diraih karena Elfin mengenakan kostum tradisional daerah Lampung, yang juga daerah asalnya.
Kemudian, sebagian besar aktivitas Elfin di Jepang juga untuk memperkenalkan program pro-lingkungan. Kepada jajaran panitia Miss Internasional, Elfin menyatakan isu lingkungan sebagai milik siapapun, terutama kalangan anak muda.
"Dan ini tidak hanya teori. Sebab, di Indonesia Elfin sudah membuat program pengentasan masalah sosial melalui isu lingkungan," jelas Ahmad.
Maka, kata Ahmad, memakai bikini hanya untuk menilai aspek kecantikan (fisik) para finalis di ajang Miss Internasional. Sesi swimsuit pun sudah tercantum di rincian jadwal. Lagipula, mayoritas penilaian lain ada pada aspek presentasi program dan promosi budaya-pariwisata dari negara asal para finalis.
"Untuk perbandingan, misalnya kontes kebugaran pria. Untuk menilai kegagahan otot, otomatis para peserta diminta buka baju," ungkap Ahmad. Terakhir, Ahmad menilai, masyarakat Lampung dapat dikatakan bangga dengan prestasi Elfin pada ajang kecantikan sejagad itu.