Rabu 19 Nov 2014 07:26 WIB

Irak Tuduh ISIS Curi 1 Juta Ton Gandum

Rep: c 14/ Red: Indah Wulandari
Kelompok bersenjata ISIS.
Foto: AP
Kelompok bersenjata ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD--Menteri Pertanian Irak Falah Hassan al-Zeidan meyakini, pasukan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) telah mencuri lebih dari satu juta ton gandum dari Irak utara. Kemudian, ISIS diduga membawa bahan makanan ini ke dua kota di Suriah yang berada dalam kendali ISIS.

Sebelumnya, situs Kementerian Pertanian Irak pada Ahad (16/11) lalu memuat pernyataan, pemerintah Irak "memiliki informasi tentang penyelundupan lebih dari satu juta ton gandum dan beras dari Provinsi Nineveh ke kota Raqqa dan Deir al-Zor di Suriah oleh ISIS.

“Pada Agustus lalu, ISIS juga mencuri tidak kurang dari 50 ribu ton gandum dari Nineveh dan Anbar, sebuah provinsi di wilayah barat Irak. Kemudian, gandum ini dikirim ke Suriah untuk diproses sebagai persediaan makanan,” jelas Hassan dilansir Reuters, Selasa (18/11).

 Selain itu, ISIS, menurutnya juga memaksa ratusan orang, termasuk para petani untuk meninggalkan kediamannya.Ketika bergerak dari Suriah ke wilayah utara Irak, ISIS sempat mengambil alih lumbung gandum milik pemerintah Irak di Provinsi Nineveh dan Salahadeen. 

Di lumbung itu, tersimpan sekitar sepertiga dari total panen gandum Irak dan hampir 40 persen darinya sebagai cadangan bibit.Aksi ofensif pasukan ISIS ini bertepatan dengan waktu panen gandum di wilayah Irak setempat. 

Oleh karena itu, ada banyak petani Irak yang tidak bisa menjual hasil panennya ke pihak pemerintah Irak maupun swasta. ISIS sendiri menghendaki agar pihaknya tampil sebagai kekhilafahan yang berdikari, termasuk dalam hal logistik.

Falah Hasan juga mengatakan, ISIS hendak menjadikan wilayah timur Suriah sebagai basis yang aman. Maka, ISIS mengirim gandum dan beras yang didapatnya dari Provinsi Nineveh, Irak, ke sana sebagai cadangan untuk berjaga-jaga. 

Badan urusan logistik Irak mengimpor jutaan ton gandum dan beras setiap tahunnya. Badan PBB untuk urusan makanan dan pertanian (FAO) memprediksi kebutuhan impor Irak akan meningkat. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement