Jumat 21 Nov 2014 11:41 WIB

Ada 4.000 Kendaraan Setiap Hari, Jakarta Stuck!

Rep: C96/ Red: Winda Destiana Putri
Kendaraan terjebak kemacetan di Jl. KH Abdullah Syafei, Jakarta Timur, Jumat (12/9).(Republika/Edwin Dwi Putranto)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kendaraan terjebak kemacetan di Jl. KH Abdullah Syafei, Jakarta Timur, Jumat (12/9).(Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kendaraan bermotor di Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi) kian hari semakin meningkat. Kemacetan yang terjadi di Jakarta pun menjadi pemandangan rutin yang dinikmati warga, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja, pagi hari dan sore hari.

"Pertumbuhan kendaraan rata-rata untuk Jakarta dan sekitarnya 3.000 sampai 4.000 sehari," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Rikwanto kepada Republika, Jumat (21/11). Terlebih, menurut Rikwanto, khusus pertumbuhan kendaraan mobil di Jakarta mencapai 1.000 kendaraan.

"Jakarta akan stuck," kata Rikwanto memberitahukan. Jika pertumbuhan kendaraan ini tidak diperhatikan oleh pemerintah, maka akan berdampak negatif pada aktivitas warga. Kendaraan yang selalu memadati jalanan, kata Rikwanto, didominasi kendaraan pribadi. Karena itu, lanjutnya, pemerintah harus serius menangani permasalahan ini.

Menurut Rikwanto, banyaknya kendaraan bermotor lantaran tidak adanya kebijakan tegas pemerintah terkait pertumbuhan kendaraan bermotor.

"Tidak ada pembatasan pada pembelian kendaraan mobil," kata Rikwanto menyebutkan salah satu alasan jalanan di ibukota Indonesia selalu macet.

Rikwanto berharap, pemerintah bisa melakukan pembatasan pembelian kendaraan bermotor dengan serius. Ia menerangkan, pada 2012 pertumbuhan sepeda motor di Jadetabek yaitu sebanyak 865.822 kendaraan. Sedangkan, pada 2013 pertumbuhan sepeda motor sebanyak 1.222.007 kendaraan. Angka ini, menurut Rikwanto, sangat signifikan.

Dikatakan Rikwanto, rata-rata pertumbuhan sepeda motor di Jadetabek sejak 2008 hingga 2013 yakni 2.728 kendaraan atau 10,72 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement