REPUBLIKA.CO.ID, NINGXIA -- Bagi etnis Hui, etnis Cina beragama Islam keberadaan ulama perempuan sangat penting. Itu sebabnya, kebutuhan akan ulama perempuan di wilayah itu sangat tinggi.
Sejak dahulu, etnis Hui lebih memilih ulama perempuan, meski keberadaan ulama dari kalangan pria juga penting. Melihat dari pentingnya posisi ulama perempuan, sejak dahulu sudah dibuat satu mekanisme dimana para perempuan Hui mendapatkan kesempatan menjalani pendidikan imam dengan jaminan sertifikasi pemerintah.
Jin Meihua, 50 tahun, merupakan salah satu ulama perempuan berpengaruh dikalangan Hui. Ia merupakan guru yang dituakan. Seperti kebanyakan perempuan lainnya, rutinitas Jin tetap berada di dapur sebelum akhirnya bertugas melayani umat.
Setiap pagi hari, Jin membaca Alquran. Lalu ia siapkan sarapan untuk keluarganya. Kemudian, berjalan menuju masjid guna memberikan pendidikan Alquran. Begitu banyak murid Jin, yang kebanyakan perempuan. Rutinitas ini telah dijalankanya selama 18 tahun.
Saat ini, Ningxia baru memiliki 80 imam perempuan. Jumlahnya memang sedikit ketimbang imam pria yang mencapai 8.000 orang. Sementara, populasi Muslim di Ningxia mencapai 2.32 juta jiwa.
Kampung halaman Jin Wuzhong memiliki salah satu konsentrasi tertinggi etnis Muslim Hui dari setiap kota di Cina, karena mereka membuat sekitar 53 persen penduduknya.
"Munculnya imam perempuan telah memenuhi kebutuhan perempuan Muslim untuk pendidikan agama dan bermanfaat bagi stabilitas dan keharmonisan komunitas Muslim," Ma Yuzhong, Direktur Biro Etnis dan Agama NIngxia, mengatakan kepada Global Times, Senin (24/11).