REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Winger Bayern Muenchen Franck Ribery menilai penghargaan pemain terbaik dunia atawa FIFA Ballon d'Or tak lepas dari unsur politis. Sementara penilaian terhadap perfoma individu pemain kerap diabaikan.
Hal tersebut disampaikan Ribery dalam wawancaranya kepada Sport Bild yang dikutip Goal, Rabu (26/11). Ribery merupakan nominasi peraih Ballon d'Or 2013.
Namun, keberhasilannya mengantarkan Bayern meraih treble winners tidak berarti apa-apa. Megabintang Real Madrid Cristiano Ronaldo justru yang terpilih menjadi pemain terbaik dunia 2013. Ribery kemudian bercerita peristiwa yang dihadapi tahun lalu.
"Saya belajar banyak dari gala Ballon d'Or tahun lalu. Segera setelah saya tiba di sana, saya mengatakan kepada istri saya bahwa saya akan kalah," ujar Ribery.
Pemain tim nasional Prancis ini kemudian mengaku tertegun saat Presiden FIFA Sepp Blatter memeluk Ronaldo beserta seluruh anggota keluarga di panggung penghargaan.
"Saya tidak bodoh. Jelas bahwa Ronaldo harus menang. Ia tidak akan membawa seluruh anggota keluarga jika sebaliknya," kata Ribery.
Hal yang sama, menurut Ribery, akan tergambar tahun ini. "Apa yang bisa saya katakan? Manuel Neuer atau Arjen Robben harus memenangkannya. Tapi, saya takut, semua akan berujung politik lagi. Ballon d'Or tidak lama lagi akan menjadi penghargaan pemain terbaik. Semua tentang politik," ujar mantan pemain Marseille.
Lebih lanjut, Ribery mengaku pengakuan yang disampaikan kepada Sport Bild, bukanlah ungkapan kekecawaan. Ia mengaku bahagia bersama Muenchen beserta kehidupan di salah satu kota terbesar di Jerman tersebut. "Saya tidak cemburu karena penghargaan ini tidak lagi berarti apa-apa," kata Ribery.