REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang Jarot Edi Sulistyono mengatakan berkurangnya kawasan resapan air menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir di Kota Malang, Selasa (25/11).
“Seharusnya, resapan air itu dibiarkan terbuka. Tetapi pola hidup masyarakat berubah. Mereka malah menutup resapan air tersebut,” katanya Kamis (27/11) .
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Kota Malang, Selasa (25/11), membuat sejumlah wilayah kebanjiran. Banyak kendaraan mogok, adapula mobil tertimpa pohon akibat hujan deras disertai angin kencang selama dua jam itu. Salah satu lokasi kebanjiran di Jalan Soekarno Hatta. Genangan air di jalan ini mencapai sekira 50 sentimeter.
Kondisi paling parah terjadi di Jalan Pisang Kipas. Ketinggian air di perempatan Jalan Soekarno Hatta ini mencapai sepinggang orang dewasa. Akibatnya, banyak kendaraan bermotor yang mau melintasi kawasan ini harus balik arah.
Sementara itu, Wali Kota Malang Mochamad Anton mengatakan banjir juga disebabkan ulah warga membuang sampah sembarangan. "Terkadang warganya sendiri, jadi gimana ya, sudah dibuat gorong-gorong dan lain-lain tidak akan berpengaruh," kata Anton.
"Yang terpenting masyarakat tidak buang sampah sembarang terlebih di gorong-gorong."