Jumat 28 Nov 2014 18:33 WIB

Lecehkan Mushala, Polisi Harus Tahu Etika

Rep: cr02/ Red: Agung Sasongko
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Riau Menuntut (GERRAM) menduduki kantor Radio Republik Indonesia di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11).
Foto: Antara
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Riau Menuntut (GERRAM) menduduki kantor Radio Republik Indonesia di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Natsir Zubaidi menilai, anggota polisi yang melakukan penangkapan  mahasiswa di Mushala Assyakirin kompleks RRI tanpa melepas sepatu dan melewati batas suci sangat melanggar etika.

Natsir menjelaskan bila negara Indonesia masih mengamalkan Pancasila, mereka harus bisa menghormati tempat ibadah walaupun saat melakukan tugasnya. Ia berharap Kapolri segera melakukan pemanggilan dan memberikan tindakan tegas kepada anggota yang bertugas saat melakukan penangkapan di dalam mushola tersebut.

"Mereka harus punya etika, negara kita kan berdasarkan Pancasila di mana semua sudah diatur di dalamnya," kata Natsir kepada ROL, Jumat (28/11). Ia juga berharap, Dewan Perwakilan Rakyat segera memanggil Kapolri untuk menyelesaikan kasus tersebut. Menurutnya, bila dibiarkan, sangat dikhawatirkan negara Indonesia menjadi negara yang totaliter.

"Sebagai pengayom dan melindungi rakyat, seharusnya polisi dapat bertindak dengan baik dalam menjalankan tugasnya," ujar Natsir.

Sebelumnya, polisi di Pekanbaru dikabarkan mengejar dan memukuli mahasiswa hingga ke dalam mushala. Aksi tersebut terjadi saat aparat berusaha membubarkan paksa demonstrasi menolak kenaikan BBM yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) gabungan di depan Kantor RRI, Selasa (25/11) sore.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement