REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tokoh Islam dari negara Asia Tenggara bekumpul dalam acara Muktamar Pertama serta Deklarasi pembentukan organisasi ikatan ulama dan dai se-Asia Tenggara yang berlangsung di di Hotel Santika, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (29/11).
Turut hadir pula Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia, Wakil Ketua Umumu Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin, perwakilan dari Kementrian Luar Negeri Indonesia, perwakilan Pemerintah Provinsi Jabar, Kepala Majelis Ulama Indonesia Kota Depok.
Deklarasi yang dihadiri 100 peserta ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas keilmuan, pemaksimalan dakwah serta menyebarkan akhlak mulia dalam bingkai prinsip moderat Islam al-Wasatiyyah, sehingga dapat mencegah disintegrasi pada internal negara-negara Asia Tenggara.
Ketua Pelaksana sekaligus inisiator, Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan bahwa ini merupakan wadah perekat dalam upaya memperkokoh persatuan antar masyarakat Asia Tenggara khususnya umat Islam dalam pencegahan perselisihan dan pertikaian antar negara Asia Tenggara dalam berbagai aspek kehidupan politik dan sosial.
''Para ulama dan da’i Asia Tenggara dapat bersilaturahmi, konsolidasi dan bersinergi, sehingga dapat melaksanakan peran mereka dengan sebaik-baiknya,'' ujar Muhammad Zaitun.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan bahwa ini merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi kota Depok karena terpilih menjadi tuan rumah Deklarasi serta Muktamar Pertama di Asia Tenggara.
''Ini merupakan sebuah kehormatan bagi kami, karena acara ini adalah kali pertama dilakukan atas kerja sama dengan 11 negara yang tergabung dalam ASEAN dan Timor Leste,'' terang Nur Mahmudi.
Menurut Nur Mahmudi, dalam menjalankan roda pemerintahan, Kota Depok memiliki visi yang sama dimana dalam RPJP Kota Depok 2006-2025 disebutkan Depok memiliki cita-cita menjadi kota niaga dan jasa yang religuis dan berwawasan lingkungan.
Diharapkan adanya ikatan ulama dan da’i ini dapat memperkokoh kaum muslimin asia tenggara yang sedang memasuki ekonomi bebas ASEAN. ''Kita menjuju pada proses masyarakat ekonomi ASEAN, dimana nantinya akan ada pergaulan an interaksi yang bebas sesama negara ASEAN. Untuk menghadapi itu, kita harus tetap memegang teguh karakter Islam dalam diri kita,'' pungkasnya.