REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bisnis investasi bodong yang memberikan harapan tinggi telah menyasar ke masyarakat kelas bawah yang berpenghasilan rendah.
"Salah satu korbannya seorang tukang becak di Banjarnegara," kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto Farid Faletehan, Purbalingga, Jawa Tengah, Ahad (30/11).
Menurut dia, tukang becak tersebut ditawari seseorang untuk berinvestasi sebesar Rp1 juta dan dalam dua bulan uangnya akan kembali sebesar Rp2 juta. Oleh karena tertarik, kata dia, tukang becak itu akhirnya ikut investasi sebesar Rp1 juta.
"Dalam dua bulan, uangnya memang kembali sebesar Rp2 juta. Oleh karena yakin, dia kembali berinvestasi sebesar Rp4 juta hingga akhirnya dapat pengembalian Rp8 juta," katanya.
Setelah mendapat pengembalian yang cukup besar, kata dia, tukang becak itu semakin yakin sehingga yang bersangkutan mengajak teman-teman dan saudara-saudaranya untuk mengumpulkan uang hingga Rp70 juta.
Akan tetapi setelah Rp70 juta dikumpulkan, lanjut dia, tidak ada pengembalian dari investasi tersebut dan uangnya tidak kembali.
"Sekarang dia stres. Waktu kami sosialisasi di Cilacap, ternyata hal itu juga ada. Jadi, kita diiming-imingi investasi dengan bunga yang tinggi namun dalam waktu singkat uang itu hangus," katanya.