Ahad 30 Nov 2014 16:02 WIB

DPD Maluku Utara Kritik Keinginan Agung dan Priyo Menjadi Ketum Golkar

Rep: Muhammad Akbar Wijaya / Red: Erdy Nasrul
Seorang pekerja mengangkut bendera Partai Golkar dengan kendaraan saat persiapan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Jumat (28/11).  (Antara/Nyoman Budhiana)
Seorang pekerja mengangkut bendera Partai Golkar dengan kendaraan saat persiapan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Jumat (28/11). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, Nusa Dua, Bali -- Ketua DPD I Golkar Maluku Utara, Ahmad Hidayat Mus mengkritik keinginan Agung Laksono dan Priyo Budi Santoso maju sebagai calon ketua umum partai. Menurutnya Agung dan Priyo tidak memiliki basis dukungan suara yang jelas di Partai Golkar. "Agung dan Priyo menjadi anggota DPR saja gagal terpilih bagaimana bisa menjadi ketum," kata Hidayat kepada Republika di Nusa Dua, Bali, Ahad (30/11).

Hidayat mengkritik sikap Agung dan Priyo yang terus menyalahkan Ical atas kegagalan Golkar di pemilu legislatif dan presiden. Sebab menurutnya Agung dan Priyo juga masuk dalam kepengurusan DPP Partai Golkar. Agung misalnya menjabat sebagai wakil ketua umum sedangkan Priyo menjabat sebagai ketua DPP. "Kalau Golkar dianggap gagal berarti karena mereka tidak memberi support kepada ARB," ujar Hidayat.

Bupati Maluku Utara ini juga menyinggung wacana pencalonan Airlangga Hartanto. Menurutnya, meskipun Airlangga memiliki pengalaman sebagai anggota DPR, namun dia belum matang memimpin Golkar. "Airlangga pengalamannya di DPR tidak cukup menjadikan ketum," katanya.

Bagi Hidayat Ical berhasil menjaga kehormatan partai. Ical memiliki kematangan politik yang membuatnya dihormati para ketua umum partai di Koalisi Merah Putih (KMP) maupun partai lain. "Khatamlah dia," ujarnya.

Dukungan kepada Ical, kata Hidayat, sudah mencapai prosentase mayoritas dari seluruh pemilik suara. Menurutnya keterpilihan Ical menjadi ketum Golkar dalam munas nyaris menjadi keniscayaan. "Kekuatan Pak Ical tidak terbendung. Yang lain tidak usah memaksakan diri (maju ketum)," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement