REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkam mengutuk keras serangan teroris terhadap Masjid di Nigeria yang mengklaim menewaskan 120 orang dan melukai 270 jemaah shalat Jumat. Afkham mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan harus dibawa ke pengadilan.
Dia mengatakan, tingkat tragedi ini memerlukan kampanye kuat untuk pemusnahan terorisme dan ekstremisme di Nigeria itu. Negara Nigeria harus berupaya meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kesatuan dalam rangka menggagalkan ancaman terorisme dan mencegah perselisihan agama atau etnis, katanya.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, menurut laporan AFP, Sabtu kemarin, berjanji akan memburu mereka yang berada di belakang serangan-serangan "kejam" yang menewaskan setidaknya 120 orang jemaah shalat Jumat itu, di masjid seorang pemimpin penting Islam dan pengeritik Boko Haram.
Setidaknya 270 orang lainnya juga cedera dalam serangan-serangan Jumat ketika dua pembom meledakkan bom-bom mereka dan para pria bersenjata menembaki para jamaah yang sholat di Masjid Raya di Kano, kota terbesar di wilayah utara yang berpenduduk mayoritas Muslim itu.
Presiden "memerintahkan badan-badan keamanan melakukan satu penyelidikan berskala penuh dan tidak menghentikan usaha mereka sampai semua agen teror ditangkap dan diseret ke pengadilan," kata satu pernyataan dari kantor Jonathan, Sabtu.
"Presiden menegaskan kembali bahwa terorisme dalam segala bentuk adalah satu perbuatan tercela dan ancaman tidak dapat dibenarkan pada masyarakat kita," kata dia. Ia mendesak rakyat Nigeria tidak putus asa dalam menghadapi cobaan besar saat ini dalam searah negara kita tetapi tetap bersatu menghadapi musuh bersama.
Masjid Agung itu terletak dekat istana Emir Kano Mohammad Sanusi II, ulama paling senior ke dua Nigeria, yang pekan lalu mendesak warga sipil mengangkat senjata melawan Boko Haram. Emir tidak berada di negara itu dalam serangan tersebut.
Ledakan-ledakan itu terjadi setelah satu serangan bom gagal terhadap satu masjid di kota Maiduguri di timur laut Jumat pagi, lima hari setelah dua wanita pembom bunuh diri membunuh lebih dari 45 orang di kota itu.