Ahad 30 Nov 2014 20:25 WIB

Remaja Masjid Harus Percaya Diri Menjadi Penggerak Perubahan

Sejumlah peserta mengikuti pelatihan fotografi di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Pelatihan tersebut diadakan oleh Remaja Masjid Sunda Kelapa (RISKA).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah peserta mengikuti pelatihan fotografi di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Pelatihan tersebut diadakan oleh Remaja Masjid Sunda Kelapa (RISKA).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Peran remaja masjid harus lebih dikembangkan sebagai penggerak perubahan dalam mengatasi beragam permasalah sosial.

“Melalui remaja masjid, kekosongan peran orangtua dalam mendidikkan nilai-nilai keagamaan dapat terisi,” terang Executive Advisor Indonesia Youth Forum Achmad Syamsuddin, Ahad (30/11).

Syamsuddin menilai, kondisi sosial masyarakat yang kini dipenuhi peristiwa kezaliman seperti tawuran antar pelajar, peredaran narkoba, dan segenap kemunkaran lainnya bisa diredam dengan kekuatan keimanan. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam segenap kegiatan remaja masjid, ujarnya, sangat cocok diaplikasikan di tengah masyarakat yang tengah haus berburu keduniawian.

“Sayangnya, remaja masjid menjadi kurang percaya diri karena menganggap peran mereka sebagai pelengkap semata karena hanya terlihat dalam kepanitiaan kegiatan-kegiatan acara hari besar Islam,” cetusnya.

Ia pun berharap, program-progam remaja masjid harus menyasar pada kepentingan masyarakat yang lebih luas. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengambil momentum hari-hari besar ataupun tanpa mengaitkannya dengan hari-hari besar Islam.

Kegiatan-kegiatan yang bermanfaat terhadap masyarakat. Seperti olahraga, memberantas buta Alquran, menggalang beasiswa untuk anak fakir miskin, bakti sosial, dan kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat terhadap masyarakat. 

“Dengan demikian, sedikit demi sedikit citra remaja masjid dapat terangkat di mata masyarakat. Sehingga remaja masjid tidak lagi sekumpulan orang-orang yang mengasingkan diri dan berbeda dengan remaja pada umumnya,” harap Syamsuddin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement