REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar diwarnai dengan beredarnya rekaman yang diduga berisi suara ketua penyelenggara munas Nurdin Halid dengan para ketua DPD I. Isi rekaman tersebut adalah penyiapan skenario memenangkan Aburizal Bakrie (Ical) oleh Nurdin bersama dengan para ketua DPD I.
Dalam rekaman tersebut terdengar suara Nurdin Halid yang menjelaskan tentang perlunya Golkar berada di luar pemerintahan untuk mengembalikan kejayaan Partai Golkar. Disebutkan bahwa Golkar akan tetap eksis di Koalisi Merah Putih (KMP) jika ketua umumnya tetap Ical. "Apakah KMP bisa solid kalau bukan ARB? Kalau ketuanya bukan ARB apakah kita akan dapat presedium KMP," ungkap Nurdin dalam rekaman itu.
Nurdin mengatakan untuk izin dan keamanan munas sudah tidak ada masalah. "Yang harus kita antisipasi adalah mereka penyusup sebagai peserta, membikin keonaran di dalam sidang, lalau memancung masuk keamanan untuk membubarkan," kata Nurdin.
Untuk memuluskan munas, Nurdin menyebut DPD I memutuskan bahwa harus punya jagoan-jagoan di ruang sidang. "Dan jagoan-jagoan itu adalah bapak-bapak sekalian," kata Nurdin. Dipilih dua orang setiap provinsi. Ada 68 orang yang akan tidur di Melia bersama Nurdin untuk memudahkan koordinasi.
Dalam arahannya itu, Nurdin menyebut hal yang harus diperjuangkan adalah Tata Tertin Munas. "Ini kunci," kata dia.
Disebutkan Nurdin, 68 orang ini adalah tulang punggung dalam segala hal untuk menguasai persidangan. "Berdebat dengan argumentasi yang tinggi, berkelahi pun bisa," ungkap dia.
Tatib pemilihan yang disiapkan oleh Nurdin ini adalah mengenai prosesi rekrutmen calon ketua umum. Kita angkay ke tatib munas. Hal yang detil baru di tata cara. "Tata cara tatib munas kita ini pasal 22. Kalau bapak bapak berhasil maka 99 persen munas selesai. Kunciannya," kata Nurdin. "Ini kita sudah saudara semua ya. Jadi kita buka semua ya."