REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kebun Raya Bogor kembali kehilangan sejumlah koleksi pohon besar setelah angin kencang menumbangkan beberapa jenis pohon. Banyaknya pohon yang tumbang membuat pihak Kebun Raya membuat kebijakan untuk menutup tempat wisata itu.
Menurut Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Didik Widyatmoko, pohon yang tumbang di kompleks Kebun Raya rata-rata telah berusia di atas 50 tahun. Selain karena tiupan angin, akar pohon yang keropos akibat dimakan usia juga disinyalir menjadi penyebab tumbangnya pohon. “Total pohon yang tumbang, ada 18 pohon,” kata Didik.
Didik menjelaskan, tidak ada tanaman bersejarah yang turut menjadi korban keganasan angin. Hanya saja, angin merobohkan 14 pohon koleksi kebun raya yang sebagian besar berdiameter 30 cm, seperti pohon Kelapa, pohon Kenari dan pohon Amherstia Nobilis. “Pohon tercabut hingga ke akarnya karena akar yang sudah rapuh,” jelasnya.
Sedangkan, empat pohon lainnya berjenis bambu. Pohon-pohon bambu tersebut tidak masuk ke dalam koleksi pohon di Kebun Raya. Diketahui ke 18 pohon tumbang pada Ahad (30/11).
Saat ini masih ada beberapa pohon yang tergeletak belum dibenahi oleh petugas. Banyaknya pohon yang roboh membuat pihak Kebun Raya meminta bantuan beberapa anggota TNI.
Penutupan sementara Kebun Raya Bogor dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi. Keselamatan pengunjung juga menjadi hal yang paling dipertimbangkan. “Kami mencegah adanya korban jiwa,” terang Didik.
Belum pasti hingga kapan Kebun Raya Bogor akan ditutup. Didik mengatakan, Kebun Raya akan kembali dibuka saat cuaca membaik. “Sementara ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan,” ungkapnya.
Selain itu, Didik menambahkan, penutupan juga bermaksud untuk memberi waktu pada petugas untuk membenahi pohon-pohon yang tumbang. Pohon-pohon tersebut sebagian besar jatuh melintang ke badan jalan. “Perlu waktu untuk menyingkirkan badan pohon dari tengah jalan,” kata dia.
Kebun Raya Bogor ditutup atas instruksi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) selaku pihak yang mengelola Kebun Raya. Instruksi penutupan sementara itu dilakukan setelah adanya informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bogor, mengenai angin muson barat yang sedang berhembus di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
Data BMKG Bogor menyebutkan bahwa saat ini sedang terjadi tiupan angin muson barat di Bogor, Depok, hingga Jakarta. Adanya angin muson barat ini menandakan masuknya puncak musim hujan yang akan terjadi pada Desember hingga Januari 2015.
Kepala BMKG Bogor, Dedi Sucahyono, mengatakan, gejala angin kencang ini merupakan gejala normal saat akan memasuki musim hujan. “Angin akan bertiup dengan kecepatan sampai 30 km per jam,” jelas Dedi.
Angin kencang yang terjadi sejak Sabtu (29/11) berpotensi datang bersama hujan lebat. Hal itu diprediksi akan terjadi beberapa hari hingga sepekan ke depan. “Sekarang kecepatan angin masih dalam level ekstrim,” ujar Dedi.
Puncak tiupan angin kencang terjadi pada Ahad (30/10). Angin mencapai kecepatan 30 km per jam dan berhembus sejak dini hingga malam hari. Hal itulah yang mengakibatkan 18 pohon tua di Kebun Raya tumbang dan harus segera dievakuasi.
Menurut Dedi, setelah gejala ini selesai, hujan akan mulai turun dengan intensitas tinggi. Ia meminta warga Kota dan Kabupaten Bogor agar waspada menghadapi cuaca yang ekstrim. “Pohon besar dan baliho menjadi ancaman serius bagi masyarakat,” ungkapnya.
BMKG, tambah Dedi, telah mengirimkan informasi mengenai cuaca yang sedang terjadi di wilayah Bogor kepada pihak Kebun Raya guna mengantisipasi jatuhnya korban. Sehingga pengurus Kebun Raya dapat segera mengambil tindakan.
Sementara pihak Kebun Raya hanya menempel satu buah kertas pegumuman di pintu gerbang masuk utama di Jalan H.Ir.Djuanda, sebagai media informasi pada wisatawan yang hendak mengunjungi Kebun Raya. Beberapa wisatawan yang hendak berkunjung, terpaksa harus kembali karena penutupan tersebut.
Samirah (27), warga Panaragan, Bogor, terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk bertamasya di Kebun Raya. Ia pergi bersama suami dan satu orang anaknya yang masih balita. “Tidak tahu Kebun Raya tutup, sudah sampai sini gerbangnya dikunci,” keluh Samirah.
Ia mengaku ingin mengunjungi Kebun Raya karena cuaca cukup cerah. Hujan yang selalu mengguyur Kota Bogor, tidak terjadi pada hari ini.
Hanya saja, Samirah dan keluarganya tidak mengetahui bahwa sedang terjadi tiupan angin muson barat di wilayah Bogor. Hal tersebut yang menyebabkan Kebun Raya ditutup sementara. “Tidak tahu ada angin muson, tapi memang anginnya sedang besar,” kata dia.
Tak hanya Samirah yang tidak mengetahui penyebab penutupan Kebun Raya Bogor, Ningsih (60), penjual kopi di pintu masuk 2 Kebun Raya Bogor, juga tidak mengerti mengapa hari ini Kebun Raya tidak beroperasi seperti biasanya. “Tadi yang saya lihat banyak anggota TNI ke dalam,” jelasnya.
Ningsih baru menyadari beberapa pohon di Kebun Raya tumbang, ketika sebuah mobil TNI keluar dari pintu gerbang dengan membawa potongan-potongan dahan pohon. Menurutnya, angin kencang memang terjadi sejak dua hari lalu. “Bahkan kemarin Kebun Raya sudah tutup dari pukul 14.00,” ujar Ningsih.
Kondisi beberapa pintu masuk Kebun Raya terlihat lengang akibat tidak adanya pengunjung. Beberapa kios memilih tutup, namun pedagang asongan masih menjajakan dagangannya di tengah kencangnya terjangan angin.
Di hari biasa, pengunjung Kebun Raya Bogor dapat mencapai 1000 orang dalam satu hari. Para pengunjung berharap pihak Kebun Raya Bogor segera memastikan kapan Kebun Raya akan kembali dibuka untuk pengunjung.