Rabu 03 Dec 2014 09:14 WIB

Jokowi: Pejabat Jangan Jadi Raja Kecil yang Pamer Rekening Gendut

Indonesia's President Joko Widodo, popularly known as Jokowi (file)
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Indonesia's President Joko Widodo, popularly known as Jokowi (file)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghimbau kepada seluruh pegawai negeri untuk menggeser mentalitasnya, dari kaum 'ndoro' menjadi mentalitas melayani. Ia menegaskan mentalitas peninggalan kolonial harus dihilangkan agar, PNS bisa melayani masyarakat dengan baik.

Hal tersebut dituliskan oleh Jokowi dalam akun Facebook resminya, dalam rangka memperingati HUT ke-43 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Jokowi mengatakan, saat ini ia masih bisa melihat betapa bangganya orang-orang berseragam Korpri, sama seperti puluhan tahun lalu.

"Saat ini saya melihat kebanggaan itu masih ada. Kebanggaan itu adalah kebanggaan yang positif,” tulisnya.

Jokowi mengingatkan, agar para pegawai negeri menggeser mentalitasnya, dari mentalitas kaum 'ndoro' menjadi mentalitas melayani. Menurutnya saat ini masih ada pejabat dan PNS yang mewarisi budaya kolonial dalam mengatur masyarakat. Dimana saat masa penjajahan, pegawai negeri disebut ambtenaren.

Jokowi mengatakan mentalitas ambtenaren adalah mentalitas penguasa. Padahal menurutnya, seharusnya mentalitas itu harus hilang, karena saat ini kita hidup di alam dan sebagai bangsa yang merdeka.

"Mentalitas itu tak serta merta hilang. Kultur feodal tetap menjadi nyawa dari birokrasi kita, rakyat dipandang sebagai objek dari penguasa, bukan sebagai mereka yang seharusnya dilayani" katanya.

Jokowi menegaskan, mentalitas feodal itulah yang harus diubah. Budaya birokrasi di Indonesia harus dibentuk menjadi budaya birokrasi egaliter, pejabat-pejabat birokrasi harus tenggelam dalam irama kehidupan rakyat bukannya malah membangun kesenjangan.

Baginya ketika pejabat tenggelam dalam kehidupan rakyat, karakter yang dibangun pertama kali adalah hidup sederhana.

"Tidak sepantasnya jika kemudian pejabat menjadi contoh bagaimana kehidupan serba glamour, pejabat seperti raja-raja kecil, memamerkan kemewahan ditengah rakyat yang seharusnya dilayani," katanya.

"Eksistensi pegawai negeri haruslah diukur dari prestasi kerjanya dalam melayani rakyat, bukan dari seberapa banyak tamu diundang dalam pesta pernikahan anaknya," jelasnya.

Ditegaskan Kepala Negara, ukuran kebanggaan pegawai negeri adalah bagaimana melihat rakyat hidup lebih baik, bukan membanggakan “gendut-nya rekening” dari sabetan pendapatan ilegal proyek-proyek.

Hidup yang sederhana dengan rejeki yang halal, mengabdi sepenuhnya pada bangsa dan negara, melayani rakyat dengan kesungguhan hati, kata Jokowi, itulah kebanggaan sejati Pegawai Negeri.

"Itulah sesungguh-sungguhnya kehormatan kemanusiaan dari Pegawai Negeri Republik Indonesia," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement