REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perpecahan internal Partai Golkar diprediksi kian meruncing pasca pemecatan beberapa kader dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX di Bali. Pengamat Politik Heri Budianto menilai meruncingnya konflik ini juga tak terlepas dari kepentingan Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Tarik-menarik ini pada akhirnya membuat situasi Golkar seperti sekarang ini," jelas Heri pada Republika Online, Rabu (3/12).
Sebagai partai yang besar, Heri menilai Golkar merupakan kunci dari situasi politik nasional saat ini. Pasalanya, posisi Golkar sebagai partai sangat strategis. Hal ini membuat Partai Golkar menjadi kunci utama dalam KMP. Tanpa Golkar, KMP diprediksi tidak dapat berbuat apa-apa.
Di sisi lain, KIH yang berada di sisi pemerintah juga membutuhkan tambahan dukungan dari partai lain. Hal ini bertujuan untuk memperkuat posisi KIH di parlemen, sehingga KIH bisa menyokong program-program pemerintah. Karena itu, tarik-menarik oleh KMP dan KIH terhadap Golkar ini terjadi.
Pemecatan beberapa kader melalui Munas di Bali juga akan menimbulkan setidaknya dua pandangan dalam masyarakat. Ical akan dilihat sebagai figur yang tidak dapat menghadapi perbedaan pandangan. Sedangkan bagi masyarakat yang sejak awal kontra terhadap kepemimpinan Ical, keputusan Munas ini dianggap menurunkan kredibilitas Ical.