REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sebuah dokumen berisi pencegahan radikalisasi di sekolah Prancis memicu kemarahan dikalangan komunitas Muslim. Umat Islam menilai dokumen itu lebih menyerupai kampanye anti-Islam ketimbang pencegahan radikalisasi.
"Sekolah memiliki peranan mencegah sektarianisme di kalangan pemuda Prancis. Peran ini butuh penalaran bukan stigma sederhana," komentar Magali Espinasse, perwakilan Serikan guru Prancis (SNES-FSU), seperti dilansir Onislam, Kamis (4/12).
"Dokumen ini butuk klarifikasi bagaimana ini dibuat dan disebarkan."
Dokumen berjudul "Pencegahan Radikalisasi di Sekolah" itu meminta pelajar memperhatikan busana, penurunan berat badan, dan kumis yang dicukur. Bagi pelajar dan guru yang melihat ada perubahan itu diminta untuk melapor.
Dokumen ini sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 2009, namun belum selsai dibahas oleh tim pendidikan dan polisi Prancis. "Dokumen ini belum lengkap. Kami perlu menganalisis sebelum diputuskan," ucap Menteri Pendidikan Prancis, Najat Vallaud-Belkacem.
Info seputar sepak bola silakan klik di sini