Kamis 04 Dec 2014 12:54 WIB

Penemu Ebola: WHO Terlalu Lamban

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Vaksin uji coba untuk Ebola.
Foto: AP
Vaksin uji coba untuk Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA-- Ilmuan Belgia yang membantu menemukan Ebola pada 1976, menyalahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait mewabahnya virus. WHO dinilai terlalu  lama menetapkan keadaan darurat, sehingga banyak waktu terbuang dan penyebaran virus lebih luas.

Dalam wawancaranya dengan Aljazirah, Peter Piot ahli mikrobiologi mengatakan 'kita telah banyak membuang waktu berharga'. Ia menuduh WHO salah dalam mengelola respon terkait wabah yang menyebar saat ini.

"Butuh waktu tiga bulan untuk WHO mengetahui adanya wabah ebola. Itu yang membuat saya paham. Guinea memiliki prasarana laboratorium yang buruk," kata Piot dalam wawancaranya.

Ia menambahkan, respon lambat WHO semakin parah saat mereka membutuhkan waktu hingga lima bulan untuk menyatakan keadaan darurat. "Butuh seribu orang Afrika tewas dan dua warga AS dipulangkan karena infeksi. Tidak ada alasan untuk itu, itu terlalu lama," ungkapnya.

Juru bicara WHO Taric Jasarevic mengatakan pada Aljazirah melalui email, bahwa untuk menyatakan keadaan darurat bukan merupakan ukuran respon operasional WHO. Jasarevic mengatakan, WHO mengukur respon operasional pada skala dari satu sampai tiga.

"Begitu WHO menerima pemberitahuan dari Guinea akhir Maret, kasus pertama penyakit ebola sudah diidentifikasi, kami pun segera meningkatkan respon operasional ke level dua. Kami juga mengirimkan ahli ke Guinea, Liberia, dan Sierra Leone," kata Jasarevic.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement