Kamis 04 Dec 2014 20:08 WIB

Fenomena Nabi Palsu Muncul Karena Kegagalan Ulama

Rep: CR02/ Red: Bayu Hermawan
Ulama Palestina
Foto: KNRP
Ulama Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pendiri Pesantren Muallaf Annaba’ Center Syamsul Arif Nababan mengatakan munculnya fenomena nabi palsu menjadi sebuah tantangan bagi umat Islam untuk lebih semangat menyiarkan dakwah Islam di Indonesia.

Ustaz Nababan menilai bahwa munculnya nabi palsu tersebut merupakan kegagalan ulama, pemerintah dan seluruh pihak terkait dalam melakukan pembinaan terhadap masyrakat Muslim di berbagai daerah.

Ia berharap, munculnya fenomena tersebut dapat menjadi pelajaran bagi umat muslim untuk menambah keimanan dan akidah mereka agar tidak ikut dalam ajaran aliran sesat. "Ini jadi pekerjaan rumah kita bersama untuk lebih giat melakukan syiar Islam," kata Ustaz Nababan kepada ROL, Kamis (4/12).

Ia berharap apa yang terhadi di Kampung Rantau Bemban, Sangatta, Kutai Timur tidak terjadi kembali di wilayah Indonesia lainnya. Selain itu, seluruh umat Islam harus bersatu dalam menyiarkan Islam dengan lebih baik.

"Mulai sekarang umat Islam harus bersatu untuk menyiarkan Islam dengan lebih baik," ujar ustaz Nababan.

Sebelumnya, guru bantil, warga Kampung Rantau Bemban, Sangatta, Kutai Timur, mengaku sebagai nabi utusan Tuhan dan menyebarkan aliran sesat, ditahan di dalam rumah tahanan di Tenggarong. Di penjara itu, dia malah juga menyebarkan ajaran sesatnya.

Pengasuh pembinaan pesantren Mualaf itu menjelaskan bahwa dakwah di Kalimantan Timur khususnya Tenggarong sudah berjalan. Namun, kurangnya ulama dan dai di wilayah tersebut memunculkan terjadinya pelemahan akidah dan munculnya aliran sesat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement