REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Penjemputan paksa mantan Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin alias Yance oleh Kejaksaan Agung Jumat (5/12) dini hari, langsung ditanggapi oleh Sekretaris DPD Golkar Jawa Barat MQ Iswara.
Iswara mengatakan sampai saat ini dirinya belum dapat memastikan kebenaran kabar penjemputan paksa pria yang saat ini menjabat Ketua DPD Golkar Jabar tersebut.
"Saya belum bisa menanggapi, karena ini masih simpang siur kabarnya, dari mulut ke mulut dan di beberapa media, makanya saya mau ke Jakarta hari ini menemui beliau," kata Iswara saat dihubungi Republika, Jumat (5/12).
Menurutnya, kalau pun penjemputan paksa itu benar adanya, ia mengaku prihatin dengan penjemputan paksa yang menimpa Yance. Untuk itu, ia akan segera menemui Yance untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai persoalan kasus dugaan korupsi PLTU Sumuradem.
"Kalau memang benar, saya prihatin tentunya, sebenarnya kasus itu (PLTU Sumuradem) sudah lama sejak 2010 lalu, saya juga pernah sempat mendampingi kala itu, makanya saya menemui beliau dulu untuk tahu kelanjutannya," ujarnya.
Berita penjemputan paksa Kejagung kepada Yance dibenarkan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Tony T Spontana. Tony mengatakan Yance dijemput di kediamannya di Indramayu, Jawa Barat. "Benar (dijemput paksa di Indramayu)," ujar Tony melalui pesan singkatnya kepada Republika.
Yance sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak 2010 lalu dalam dugaan tindak pidana korupsi pembebasan lahan proyek pembangunan PLTU Sumuradem di Indramayu.