REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Penyerapan tenaga kerja di Amerika menduduki angka tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Pengusaha di Amerika juga mendapatkan laba yang tinggi dalam usaha mereka. Indikator ini menjadi salah satu sinyal yang bisa memicu bank sentral Amerika The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.
Kepala Ekonom Vning Sparks di Memphis, Tennessee Craig Dismuke mengatakan data-data tersebut bisa membuat Fed menaikkan suku bunga pada semester pertama tahun depan. "Saya pikir itu akan memberikan tekanan pada the Fed untuk menaikkan suku bunga pada semester pertama tahun depan pada JUni atau bahkan mungkin Maret," ujar Dismuke, seperti dikutip Reuters.
Depatemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan tingkat pengangguran berada di level terendah selama enam tahun terakhir yaitu di angka 5,8 persen. Penghasilan per jam meningkat rata-rata sebesar 9 sen pada bulan November.
Kenaikan ini merupakan terbesar sejak Juni lalu. Revisi data ekonomi menunjukkan bahwa di bulan September dan Oktober ada tambahan 44 ribu pekerjaan dari data yang dilaporkan sebelumnya. Saham Amerika juga dibuka lebih tinggi.
Nilai mata uang dolar AS melonjak terhadap Euro di level tertinggi sejak Agustus 2012. Di bulan November, pertumbuhan lapangan kerja melampaui 200 ribu. Hal ini merupakan rekor tertinggi sejak tahun 1994. Hal ini semakin menunjukkan persepsi semakin emmbaiknya perekonomian Amerika di tengah pelemahan ekonomi di Cina, Jepang dan Eropa.
Data dari Depaartemen Perdagangan juga menunjukkan bahwa kinerja ekpsor meningkat 1,2 persen pada bulan Oktobe. Kinerja ini mengurangi defisit perdagangan yang dialami negara itu. Ekspor ke Uni Eropa, Cina, dan Jepang semuanya mengalami peningkatan.
Laporan ini menjadi sinyal bahwa penyerapan lapangan kerja yang tinggi memacu pertumbuhan upah yang lebih cepat. Hal ini merupakan kunci yang mendorong the Fed menentukkan waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga di AS.