REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat di wilayah Sulwesi dan Kalimantan diimbau untuk waspada terhadap dampak Siklon Hagupit yang diperkirakan akan menerjang Filipina.
Sutopo menyebutkan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini dampak Siklon Hagupit. "Hujan ringan hingga sedang berpotensi di wilayah Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat," katanya.
Dia mengatakan gelombang laut dengan tinggi dua hingga tiga meter muncul di Perairan Kepulauan Sangihe, Laut Maluku bagian Utara, Laut Halmahera, Perairan Timur Halmahera, Perairan Raja Ampat, Perairan Utara Papua Barat.
Sementara itu, Sutopo menambahkan bahwa gelombang laut dengan tinggi tiga hingga empat meter terjadi di Perairan Kepulauan Talaud, Perairan Utara Halmahera, Samudera Pasifik Utara Halmahera dan Papua. "Masyarakat diimbau untuk selalu waspada," katanya.
Dia mengatakan Posko BNPB terus memantau perkembangan siklon Hagupit ini dengan menggunakan sistem "Indonesia All Hazard Warning Risk Evaluation" (InAWARE), yakni hasil kerja sama dengan "Pacific Disaster Center".
Pasalnya, dia mengatakan Filipina diperkirakan akan dihantam Siklon Hagupit atau nama lokalnya Ruby yang saat ini bergerak di Laut Filipina mengarah ke Barat dengan kecepatan angin maksimum 241 kilometer per jam.
"Bandingkan dengan kecepatan angin puting beliung yang hanya 60 km per jam, siklon ini berbahaya karena energinya dapat menimbulkan angin kencang, hujan deras, banjir, longsor, gelombang tinggi dan badai petir," katanya.
BNPB memperkirakan siklon akan berada di daratan Filipina pada Minggu (7/12) dan 49 provinsi akan terkena dampak siklon Hagupit di antaranya di beberapa provinsi di IVA Region, IVB, dan V sampai VIII. "Saat ini ribuan masyarakat telah diungsikan," katanya.
Sutopo menjelaskan lintasan Siklon Hagupit ada di Utara dari lintasan Siklon Haiyan yang pernah mengerjang Filipina pada 7 November 2013 dengan kecepatan 315 kilometer per jam. "Filipina sangat rawan diterjang siklon. Ribuan penduduk telah tewas akibat siklon," katanya.
Dalam 10 tahun terakhir, lanjut dia, beberapa siklon besar yang menerjang Filipina, antara lain Siklon Haiyan (November 2013, 7.300 orang tewas), Bopha (Desember 2012, 1.901 tewas), Washi (Desember 2011, 1.268 tewas), Fengshen (Juni 2008, 1.410 tewas), Durian (Desember 2006, 1.399 tewas), dan Winnie (November 2004, 1.593 tewas).