REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Blusukan kerap dilakukan oleh menteri yang satu ini. Seperti yang terjadi pada Sabtu (6/12) lalu, sebelum mengikuti acara penyerahan lomba foto satwa di Cisarua Bogor, Siti Nurbaya dan rombongan melakukan pemantauan daerah Sungai Ciliwung.
Menurutnya, pelestarian lingkungan mulai dari daerah aliran sungai (DAS) mutlak dilakukan. Jika tak dikelola dengan optimal dan berkelanjutan, sumber daya yang menjadi anugerah sang pencipta bisa saja berbalik menjadi bencana.
Dengan pengelolaan yang optimal, diharapkan mamu memberikan kesejahteraan dan pembangunan yang berkelanjutan. "Pelajari Citarum dan Ciliwung dalami kenal persoalam secara tepat dan tentunya saya bersykur banyak dibantu elemen masyarakat, " ujarnya usai memberikan penyerahan penghargaaan lomba foto satwa yang digelar Taman Safari Indonesia (TSI) dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Bagi Siti, pengelolaan alam dan satwa di TSI sudah bagus. Dia pun mengaku sudah berkelliling di TSI dan membandingkan dengan pengelolaan sejenis di Singapura maupun Belanda. " Di sini (TSI) lebih bagus, dan banyak orang hebat pula," ujarnya.
Menurut dia, entah berapa banyak peneliti yang merampungkan hasil penelitiannya di TSI. Terkait hal itu, kini pihaknya memprogamkan pengembangan dan kelestatian sebanyak 25 satwa dilindungi. Tahun lalu, program sejenis meliputi 14 satwa dilindungi. Satwa dimaksud di antaranya tapir, macan tutul, trenggiling dan lainnya.
"Ini sejalan dengan yang kita harapkan bagi kelestarian alam," ujarnya.
Menurut dia, pembangunan yang didasari aspek kelestarian alam bisa jalan dan tumbuh dengan baik. Seperti halnya yang dilakukan saat ini diTSI. Menurutnya usaha yang dikelola TSI telah mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal tersebut merupkan refleksi bahwa alam bisa memberikan kesejahteraan tanpa harus mengganggunya.
Karena itu pula kadang dia mengaku ngeri atas pertumbuhan pembangunan insfrastruktur di sejumlah kota-kota besar di Indonesia. Sebab, jika tak diperhitungkan dengan matang bisa mengganggu kelestarian alam. " Karena itu tugas saya di kementrian menjadi palang pintu kelestarian alam ini," ujarya.